Padi Ciherang merupakan varietas padi unggul turunan dari IR64. Selain memiliki potensi hasil yang tinggi, bentuk gabah padi Ciherang adalah ramping panjang berwarna kuning bersih serta tekstur nasi yang pulen. Hal inilah yang menjadikan varietas Ciherang masih diminati oleh petani dan konsumen.
Selain potensi hasil yang tinggi dan rasa yang enak, padi Ciherang juga memiliki ketahanan terhadap beberapa hama dan penyakit. Faktor ini pulalah yang menjadikan padi Ciherang merupakan pilihan utama petani dan menjadi varietas nomor satu yang ditanam petani di Indonesia.
Namun demikian, padi Ciherang tidak memiliki aroma yang wangi seperti Pandanwangi atau Mentikwangi. Padahal, aroma nasi yang wangi menjadi salah satu parameter pertimbangan konsumen dalam memilih beras berkualitas. Sehingga, dengan menambahkan karakter wangi pada padi Ciherang, banyak peluang yang lebih menguntungkan yang akan diperoleh.
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian yang berada di bawah Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian, telah mengembangkan padi Ciherang aromatik yang memiliki nilai tambah berupa karakter wangi. Sifat wangi yang dikembangkan pada padi Ciherang berasal dari varietas Mentikwangi atau Pandanwangi. Persilangan backcross antara padi Ciherang dengan padi aromatik ini diharapkan menghasilkan padi dengan karakter padi Ciherang ditambah dengan aroma wangi.
Penelitian persilangan backcross untuk mengembangkan varietas baru ini dibantu dengan bioteknologi berupa seleksi berbasis marka molekuler. Seleksi berbasis marka molekuler merupakan seleksi karakter tertentu (dalam hal ini sifat wangi) dengan memanfaatkan materi genetik dalam tanaman padi yang diteliti. Materi genetik ini digunakan sebagai penanda/ marka molekuler.
Dengan mengetahui marka terkait sifat wangi ini, hasil persilangan dapat diseleksi pada usia muda tanpa harus menunggu terbentuknya gabah. Tanaman yang menghasilkan beras wangi akan memiliki gen ini, sedangkan tanaman yang tidak wangi tidak akan memiliki gen ini. Sehingga, proses seleksi dapat dipercepat dengan melihat materi genetik dari hasil persilangan yang dilakukan.
Uji daya hasil pendahuluan telah dilakukan di beberapa lokasi, seperti KP Muara, Subang, Yogyakarta dan Sukamandi. Padi Ciherang wangi hasil persilangan dengan Pandanwangi memiliki potensi hasil rata-rata 6,28 – 8,83 ton per hektare (GKG) sedangkan hasil persilangan dengan Mentikwangi memiliki potensi hasil rata-rata 6,75 – 8,13 ton/ha (GKG).
Keduanya memiliki kadar aroma 0,8093 ppb (dibandingkan dengan Pandanwangi yang hanya memiliki kadar aroma 0,1956 ppb). Kedua galur ini akan segera dilepas sebagai varietas unggul baru Badan Litbang Pertanian. (Toto Hadiarto)