Ahad 04 Mar 2018 17:42 WIB

Dua Agenda Besar Tahun Ini Bisa Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

Banyak orang akan berbelanja bisa meningkatkan ekonomi.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nur Aini
Ekonom Aviliani berfoto usai RUPSLB PT Bank Mega Tbk (Bank Mega) di Jakarta, Rabu (28/2). Rapat tersebut menyepakati pengangkatan Aviliani sebagai Komisaris Independen perusahaan.
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Ekonom Aviliani berfoto usai RUPSLB PT Bank Mega Tbk (Bank Mega) di Jakarta, Rabu (28/2). Rapat tersebut menyepakati pengangkatan Aviliani sebagai Komisaris Independen perusahaan.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Dua perhelatan berskala internasional yakni Asian Games dan pertemuan Dana Moneter Internasional (IMF)-World Bank akan digelar di Indonesia tahun ini. Hal itu diyakini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

Ekonom sekaligus Ketua Bidang Pengkajian dan Pengembangan Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) Aviliani mengatakan, biasanya acara semacam itu memang menambah pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, akan lebih banyak orang yang belanja.

"Mereka biasanya cenderung bawa uang untuk belanja lebih bila dibandingkan para backpacker yang tidak banyak belanjanya. Jadi menurut saya, kita harus banyak lagi event-event internasional untuk di sini, karena efeknya sangat bagus," ujar Aviliani kepada Republika.co.id, pekan ini.

Dengan begitu, kata dia, target pertumbuhan ekonomi pemerintah sebesar 5,4 persen pun bisa tercapai. Apalagi, di 2018 juga akan berlangsung Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).

"Paling nggak dari pilkada saja diperkirakan bisa menyumbang 0,4 persen," ujarnya. Meski begitu, baginya sumber pertumbuhan ekonomi utama tetap dari infrastruktur dan konsumsi.

Ia menuturkan, pertumbuhan konsumsi atau daya beli masyarakat harus diperbaiki. "Pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi konsumsi. Jadi kalau konsumsinya melambat, itu biasanya akan pengaruh ke mana-mana," ujarnya.

Salah satu upaya meningkatkan konsumsi, menurutnya, adalah menyalurkan berbagai dana sosial pemerintah secara tepat waktu. "Kalau kemarin kan kelambatan, itu bisa meningkatkan struktur 17 persen dari kelas bawah," ujarnya.

Sementara itu, konsumsi masyarakat kelas atas masih terkendala perpajakan. Pajak kartu kredit dinilai membuat masyarakat kalangan atas takut untuk belanja.

"Jadi harus lebih friendly dalam sosialisasikannya. Jadi kalau konsumsinya normal dan berjalan baik, maka target pertumbuhan 5,4 persen bisa tercapai," kata wanita yang baru ditunjuk sebagai Komisaris Independen Bank Mega tersebut.

Baca juga: BI: Ekonomi Syariah Jadi Sumber Pertumbuhan Baru

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement