Kamis 08 Mar 2018 17:31 WIB

Meksiko dan Kanada Dikecualikan dari Tarif Impor Logam AS

Industri baja AS menderita karena impor dari Cina yang murah.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Budi Raharjo
Presiden AS Donald Trump.
Foto: AP
Presiden AS Donald Trump.

EKBIS.CO, WASHINGTON -- Gedung Putih mengumumkan beberapa negara akan dibebaskan dari rencana AS untuk mengenakan tarif impor logam. Pengecualian, berdasarkan alasan keamanan nasional, termasuk Kanada, Meksiko, kata Juru Bicara Gedung Putih, Sarah Sanders.

Namun laporan menyarankan pelunakan dari sikap AS akan berlangsung hanya 30 hari seperti dilansir di BBC, Kamis (8/3). Presiden AS Donald Trump mengatakan produk baja akan menghadapi tarif 25 persen, dengan 10 persen barang aluminium. Dia diharapkan bisa menandatangani rencananya pada hari Kamis (8/3).

Sementara itu, Cina akan memberikan tanggapan yang tepat dan perlu dalam perang dagang dengan AS. Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi mengatakan, Cina dan AS harus berusaha untuk menjadi mitra daripada rival.

Uni Eropa telah mengusulkan tindakan pembalasan terhadap beberapa barang AS termasuk bourbon dan selai kacang. Meskipun mendapat tentangan di dalam dan luar negeri, Sanders mengatakan Presiden AS akan menandatangani langkah-langkah di akhir pekan ini.

"Ada potensi pengecualian untuk Meksiko dan Kanada berdasarkan keamanan nasional, dan mungkin juga negara-negara lain berdasarkan proses itu. Itu akan terjadi pada kasus per kasus dan negara per negara." jelas Sanders.

Presiden Trump sebelumnya telah menyarankan agar tarif yang direncanakan untuk Kanada dan Meksiko dapat dibatalkan jika Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (Nafta) yang 'baru dan adil' ditandatangani.

Penasihat kebijakan perdagangan Gedung Putih Peter Navarro mengatakan pada hari Rabu (7/3) bahwa tarif akan dimulai dalam waktu 15 sampai 30 hari dan akan ada klausul yang tidak memberlakukan tarif ini segera di Kanada dan Meksiko. "Kedua negara tahu Presiden tidak main-main dalam hal ini", tambahnya.

Trump telah mencerca defisit perdagangan AS dengan alasan bahwa negara-negara lain telah mengambil keuntungan dari AS selama beberapa dekade. Salah satu janji kampanyenya adalah untuk membangun kembali industri baja dan aluminium AS yang menurutnya telah menderita perlakuan 'tercela' dari negara lain, khususnya impor Cina yang murah.

Pekan lalu, Trump membantah kekhawatiran bahwa dia dapat memicu perang dagang. Ia malah mengatakan bahwa perang dagang bagus dan merupakan sesuatu yang akan mudah dimenangkan AS.

Trump telah mengisyaratkan bahwa dia dapat membatalkan rencana untuk mengenakan tarif pada logam Meksiko dan Kanada namun menghubungkannya dengan AS untuk mendapatkan kesepakatan yang lebih baik dalam Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (Nafta).

Meksiko dan Kanada termasuk pemasok utama baja ke AS. Rencana AS telah memicu alarm di seluruh dunia dan pasar saham yang tersendat. Kritikus berpendapat bahwa tarif akan gagal melindungi lapangan pekerjaan di Amerika dan pada akhirnya akan menaikkan harga konsumen.

Kepala Dana Moneter Internasional Christine Lagarde memperingatkan bahwa tidak ada yang menang dalam sebuah perang dagang. Ini hanya akan membahayakan pertumbuhan ekonomi global.

Uni Eropa telah menetapkan rencana serangan balasan untuk mengenakan bea masuk bourbon, selai kacang, cranberry, jus jeruk, baja, dan produk industri. Negara lain juga mempertimbangkan langkah pembalasan.

Anggota Partai Republik juga prihatin, dengan Ketua DPR Paul Ryan mengatakan bahwa dia ingin melihat tarif yang lebih banyak beroperasi dan lebih ditargetkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement