EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Muamalat telah menyiapkan beberapa strategi untuk 2018. Salah satunya, perseroan akan fokus melakukan restrukturisasi.
Hanya saja dalam melakukan restrukturisasi, Bank Muamalat melihat kondisi nasabahnya terlebih dahulu. "Jadi restrukturisasi disesuaikan dengan kemampuan nasabah, kemampuan usahanya, kemampuan mengangsur, banyak faktor yang kita lihat termasuk juga kalau dalam satu grup bisa dilakukan penggabungan," ujar Direktur Utama Bank Muamalat Achmad K Permana, saat ditemui di Jakarta, Senin (12/3) malam.
Menurutnya, banyak strategi dalam melakukan restrukturisasi. Sepanjang bisnis nasabah bersangkutan masih potensial untuk dikembangkan.
Ia menyebutkan, restrukturisasi dilakukan di semua segmen nasabah. Dari mulai ritel sampai korporasi.
"Ya, kalau jumlahnya sekarang kan kebanyakan di korporasi, kalau ritel kan produknya simpel. Sedangkan korporasi harus banyak pendekatan," jelas Permana.
Meski begitu, dirinya masih enggan menyebutkan lebih detail, mengenai sektor mana saja yang menyumbang rasio pembiayaan bermasalah (NPF) paling besar. "Ya, kalau korporasi mulai dari trading, mining, alat berat. Semuanya kan ada dari dulu, ini sisa pembiayaan yang lama. Jadi kami harus hadapi dan bereskan," tegasnya.
Perlu diketahui, NPF Bank Muamalat pada kuartal III 2017 sebesar 4,57 persen. Tahun ini, kata Permana, NPF tetap akan di jaga di level tersebut.