Jumat 16 Mar 2018 16:48 WIB

Pendapatan Asuransi Jiwa Nasional Tumbuh 21,7 Persen

Total pendapatan pada kuartal keempat 2017 menjadi Rp 254,22 triliun.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua AAJI Hendrisman Rahim.
Foto: Republika/Fuji Pratiwi
Ketua AAJI Hendrisman Rahim.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat pendapatan industri asuransi jiwa nasional tumbuh sebesar 21,7 persen. Nilai ini empat kali lipat lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal yang sama.  Berdasarkan catatan BPS pertumbuhan tercatat sebesar 5,19 persen.

Ketua Umum AAJI Hendrisman Rahim mengatakan, hal tersebut dapat menjadi gambaran bahwa industri asuransi jiwa saat ini merupakan salah satu elemen penting dalam pilar perekonomian Indonesia. Ia mengatakan, keseluruhan Total Pendapatan Industri Asuransi Jiwa di kuartal keempat 2017 tumbuh positif.

Total pendapatan (income) industri asuransi jiwa pada kuartal keempat 2017 tercatat tumbuh sebesar 21,7 persen, menjadi Rp. 254,22 triliun dibandingkan periode yang sama pada 2016 sebesar Rp. 208,92 triliun.   "Total pendapatan premi merupakan kontributor terbesar atas total pendapatan industri (income) industri asuransi jiwa, yakni sebesar 77,0 persen," kata Hendrisman dalam paparannya kepada media, Jumat (16/3).

Total pendapatan premi sendiri tumbuh sebesar 17,2 persen dari Rp. 167,04 triliun di tahun 2016 menjadi Rp. 195,72 triliun pada kuartal keempat tahun 2017. Pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya total premi bisnis baru dan premi lanjutan masing-masing sebesar 22,4 persen dan 8,4 persen.

Pertumbuhan premi didorong oleh meningkatnya pendapatan premi dari saluran distribusi bancassurance yang meningkat sebesar 24,1 dan berkontribusi sebesar 45,9 persen.

Dari saluran keagenan turut meningkat sebesar 11,8 persen dengan kontribusi sebesar 37,1 persen. Selanjutnya saluran distribusi alternatif yang juga meningkat 12,1 persen dan berkontribusi sebesar 17,0 persen. Sementara pendapatan premi dari saluran distribusi telemarketing pun mengalami pertumbuhan sebesar 4,9 persen pada kuartal keempat 2017.

Adapun jumlah investasi di kuartal keempat 2017, turut mengalami peningkatan sebesar 22,8 persen menjadi Rp. 486,20 triliun dibanding periode yang sama 2016 sebesar Rp. 395,96 triliun."Tentunya, kenaikan di sejumlah indikator ini turut mempengaruhi pertumbuhan pada total asset sebesar 24,6 persen atau menjadi Rp. 542,61 triliun dibandingkan pada periode yang sama tahun 2016 yakni sebesar Rp. 435,53 triliun," kata Hendrisman.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement