EKBIS.CO, DENPASAR -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bali mengatakan menguatnya mata uang dolar AS membawa sisi lain yang positif. Hal positif yang dimaksud adalah mendongkrak sektor pariwisata Indonesia karena nilai tukar yang menguntungkan.
"Bila mampu mendorong dan meningkatkan pariwisata secara signifikan maka bisa menarik banyak devisa," kata Wakil Ketua Kadin Bali Bidang Finansial dan Moneter Kadin Bali Ida Bagus Kade Perdana di Denpasar, Senin (19/3).
Capaian devisa yang optimal, dia mengatakan, maka diharapkan cadangan devisa juga akan semakin bertambah sehingga bisa menopang pembangunan, hutang hingga menstabilkan kembali nilai mata uang rupiah terhadap dolar AS. Nilai tukar yang menguntungkan membuat wisatawan mancanegara bisa lebih banyak menikmati destinasi wisata khususnya di Bali.
Tahun ini Bali ditargetkan menarik 6,5 juta kunjungan wisatawan mancanegara. Jumlah itu melonjak dibandingkan realisaisi tahun 2017 yang mencapai hampir 5,7 juta orang, Angka tersebut naik 15,6 persen jika dibandingkan tahun 2016 berdasarkan data Badan Pusat Statistik Bali.
Selain pariwisata, eksportir juga diuntungkan dengan menguatnya mata uang negara adi daya itu. Meski demikian, Perdana menyebutkan bahwa hampir sebagian besar barang ekspor masih terkandung komponen impor yang tinggi sehingga dinilai kurang berdampak.
Sementara itu nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Senin pagi bergerak turun 15 poin menjadi Rp 13.762 per dolar AS dari Rp 13.747 per dolar AS. Melemahnya rupiah menyusul rencana Bank sentral AS akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.