EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin (26/3) sore, bergerak menguat sebesar 54 poin menjadi Rp13.725 dibanding posisi sebelumnya Rp 13.779 per dolar AS.
"Pergerakan dolar AS cenderung tertahan apresiasinya di pasar global, kondisi itu membuka momentum bagi rupiah untuk bergerak menguat," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Senin (26/3).
Menurut dia, sentimen mengenai perang dagang akibat kebijakan proteksionis Amerika Serikat menjadi salah satu faktor yang membuat dolar AS bergerak terbatas.
Baca juga, Pelemahan Rupiah Dinilai Bisa Berdampak Positif untuk APBN.
Selain itu, lanjut dia, harga komoditas yang bergerak stabil juga turut mendukung permintaan mata uang berbasis komoditas, seperti rupiah.Terpantau, harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Senin (26/3) berada di level 65,61 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude di posisi70,34 dolar AS per barel.
Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk Rully Nova menambahkan bahwa pergerakan rupiah juga ditopang oleh faktor teknikal."Setelah rupiah cenderung mengalami tekanan pada pekan lalu, sebagian pelaku pasar memanfaatkan kondisi itu untuk melakukan akumulasi," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, kuatnya fundamental ekonomi nasional serta adanya penjagaan dari Bank Indonesia turut mendorong pelaku pasar masuk ke aset berdenominasi rupiah.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin (26/3) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.776 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.780 per dolar AS.