EKBIS.CO, JAKARTA -- PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada 2017 mencatatkan pendapatan sebesar Rp 255,29 Triliun. Jika dibandingkan 2016 lalu, pendapatan ini naik sebesar 14,6 persen.
Direktur Keuangan PLN, Sarwono menjelaskan, pendapatan usaha perseroan meningkat seiring dengan adanya pertumbuhan penjualan sebesar 7,1 TWh selama 2017 dibanding 2016.
Seiring dengan pertumbuhan produksi listrik tersebut, beban usaha perusahaan 2017 naik sebesar Rp 21,02 triliun atau 8,30 persen menjadi Rp 275,47 triliun. Meski pendapatan naik, Sarwono menjelaskan, pencapaian laba bersih PLN selama satu tahun di 2017 sebesar Rp 4,42 Triliun.
Baca juga, Subsidi Listrik PLN Dicabut untuk Biayai Elektrifikasi Indonesia Timur.
Angka lebih rendah dibanding laba pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 8,15 Triliun. Penurunan laba terutama disebabkan oleh kenaikan biaya energy primer batubara.
"Harga batubara mengalami kenaikan yang signifikan sejak akhir tahun 2016, padahal 58 persen produksi listrik PLN berasal dari energi primer batubara. Pada Tahun 2017, biaya pokok produksi PLN naik Rp 16,46 triliun akibat kenaikan harga batubara yang menyesuaikan dengan harga HBA pasar," ujar Sarwono di Kantor PLN Pusat, Rabu (28/3).
Sarwono menjelaskan selama 2017, beberapa kondisi makro yang mempengaruhi tarif tenaga listrik sesuai PERMEN ESDM No 18 Tahun 2017 yaitu Kurs Dollar Amerika, Indonesia Crude Price (lCP) dan/atau lnflasi mengalami kenaikan dibanding dengan acuan APBN.
PLN berhasil mempertahankan tarif serta mengendalikan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) di tengah perubahan asumsi makro, serta kenaikan harga gas dan batubara tersebut.
Selama tiga tahun terakhir, PLN telah berhasil menghilangkan defisit listrik yang banyak terjadi sebelum 2015. Pemadaman yang dulu selalu terjadi di daerah seperti Sumatera Utara sekarang telah digantikan oleh cadangan yang memadai.
Peningkatan daya listrik tidak terlepas dari kerja keras PLN dalam meningkatkan infrastruktur ketenagalistrikan dan melistriki desa-desa di seluruh Indonesia.
Pada tahun 2017 total desa yang terlistriki sebesar 75.682 desa. Desa-desa yang kami listriki rata-rata memiliki akses yang sulit dan termasuk kategori daerah 3T, yaitu daerah terluar, terdepan dan tertinggal.
PLN juga berhasil meningkatkan jumlah pembangkit, transmisi dan gardu induk yang beroperasi selama periode 2015-2017. Jumlah pembangkit yang beroperasi sebesar 7.969 Mega Watt, transmisi yang beroperasi sepanjang 9.490 kilo meter sirkuit, dan gardu induk sebesar 36.008 Mega Volt Ampere.
Untuk program 35.000 MW, PLN telah menandatangani kontrak maupun Power Purchase Agreement pada bulan desember sebesar 31.172 Mega Watt. Pembangkit yang sedang proses konstruksi dan telah beroperasi adalah sebesar 18.474 Mega Watt. Sedangkan untuk program pembangkit 7.000 MW, PLN telah berhasil mengoperasikan 6.454 Mega Watt dan sisa 1.406 Mega Watt sedang dalam tahap konstruksi.
Sejalan dengan peningkatan jumlah infrastruktur ketenagalistrikan, peningkatan juga terjadi pada rasio elektriflkasi. Rasio elektrifikasi nasional tahun 2017 berhasil mencapai 95,4 persen dimana angka ini melebihi target yaitu 92,75 persen.