Jumat 30 Mar 2018 14:19 WIB

Kementan: Dalam 3 Tahun, Impor Bawang Putih Tinggal 5 Persen

Delegasi Cina menilai wilayah Indonesia potensial untuk ditanami bawang putih.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Teguh Firmansyah
Delegasi Cina bersama Kementerian Pertanian melakukan kunjungan peninjauan lahan tanam bawang putih.
Foto: dok. Istimewa
Delegasi Cina bersama Kementerian Pertanian melakukan kunjungan peninjauan lahan tanam bawang putih.

EKBIS.CO, TEMANGGUNG -- Kementerian Pertanian gencar memperluas areal tanam bawang putih guna mencapai target swasembada 2019. Luas tanam bawang putih pun mengalami peningkatan.

"Ini luas areal tanam bawang putih naik pesat dari 2.400 hektare tahun 2016 menjadi sekitar 15 ribu hektare," kata Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Ditjen Hortikultura Prihasto Setyanto saat mendampingi Tim pakar Cina melakukan kunjungan di Desa Glapansari Kecamatan Parakan Temanggung, kemarin.

Ia pun optimis kebutuhan konsumsi bawang putih sebentar lagi mampu dipasok dari produk lokal setelah selama ini 95 persen mengandalkan impor. Menurutnya, masyarakat Indonesia bertahap akan kembali era 90-an saat bawang putih lokal berjaya. "Dalam waktu dua hingga tiga tahun ke depan impor tinggal lima persen," ujar dia.

 

Baca juga,  Kemendag Temukan Lima Ton Bibit Bawang Putih Asal Cina.

 

Pemerintah berkomitmen untuk menjadikan bawang putih lokal bisa kompetititf dengan bawang putih impor. Upaya yang dilakukan di antaranya rasionalisasi harga benih dan harga konsumsi dalam negeri.

Menurut Prihasto, kendala ketersediaan benih dapat diselesaikan melalui produksi benih lokal dan impor benih. Namun harus dipastikan benih impor berasal dari negara-negara yang telah dinyatakan bebas dari daftar hama dan penyakit pengganggu tumbuhan karantina.

Pemerintah menyarankan penggunaan benih impor asal Taiwan yang secara genetik telah teruji memiliki kemiripan dengan bawang putih lokal. Hasil ujicoba tanam oleh BPTP Jawa Tengah di Desa Glapansari Temanggung menunjukkan hasil yang baik.

"Semua jenis bawang putih yang ditanam mengumbi cukup besar dan bersiung," kata dia.

Hasil panen potensial digunakan sebagai benih. Varietas yang ditanam antara lain Lumbu Kuning, Lumbu Hijau dan Tawang Mangu Baru. Varietas lokal terbukti adaptif mampu tumbuh, berumbi dan bersiung. Untuk jenis Lumbu Hijau dan Tawangmangu Baru bahkan berpotensi memiliki produktivitas tinggi, yaitu bisa mencapai lebih dari 15 ton per hektare.

Besarnya hamparan bawang putih di Desa Posong Kecamatan Kledung Kabupaten Temanggung membuat kagum delegasi Cina. Benih impor asal Taiwan yang ditanam di daerah tersebut bahkan pada umur 90 hari telah menunjukkan indikasi mengumbi dan bersiung banyak.

"Indonesia potensial untuk ditanam bawang putih," kata ketua delegasi Cina Prof Kong Su Ping.

Hal tersebut karena kondisi alam yang sangat mendukung. Ia menambahkan, pertumbuhan dan proses pengumbian bawang putih berkorelasi dengan intensitas penyinaran matahari, curah hujan, iklim, sifat dan kondisi tanah serta kualitas benih.

Secara umum, lahan di lereng gunung Sumbing dan Sindoro di Kabupaten Temanggung-Magelang sangat sesuai untuk pengembangan bawang putih. Tim delegasi juga telah mengunjungi Kawasan bawang putih di Bandung dan Malang.

Prof Kong mengatakan, dari kunjungannya di tiga kabupaten, untuk dapat mencapai swasembada harus ada perbaikan varietas dan teknologi budidaya."Ini dua faktor kunci sukses bawang putih direplikasi secara luas di Indonesia," ujar dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement