EKBIS.CO, BEIJING -- Cina melakukan aksi balasan terhadap kebijakan tarif baja dan aluminium yang diterapkan oleh Pemerintah Amerika Serikat (AS). Cina menetapkan tarif untuk lebih dari 100 jenis barang impor dari AS, terutama produk buah-buahan dan daging babi pada Senin (2/4) ini.
Seperti dilaporkan Bloomberg, Ahad (1/4), Komisi Tarif Bea Cukai Cina menyatakan, tindakan balasan ini telah melalui persetujuan Dewan Negara. Adapun pada 23 Maret 2018, Cina telah mengeluarkan daftar produk impor dari AS yang akan dikenakan tarif.
Produk tersebut sebagian besar merupakan hasil pertanian dan peternakan, seperti buah-buahan segar dan buah-buahan kering, kacang-kacangan, ginseng, dan daging.
Baca juga, Perang Dagang AS Tekan Pasar Australia Hingga Turun Tajam.
Selain itu, Cina juga menerapkan tarif untuk produk-produk baja tertentu dengan nilai sekitar 3 miliar dolar AS. Sejauh ini, Cina mengimpor sebagian kecil produk baja tertentu dari AS. Di sisi lain, volume impor produk pertanian dari AS ke Cina cukup besar termasuk kedelai.
Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif impor baja dan alumunium yang berlaku bagi sejumlah negara mitra dagang, termasuk Cina. Pemerintah Cina menyatakan, tindakan Presiden Trump tersebut melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan dapat menyebabkan kerusakan perdagangan global secara serius.
Kemudian, AS mengumumkan beberapa pengecualian tarif untuk negara-negara sekutu termasuk Kanada dan Australia. Di samping itu, administrasi Trump tengah mempersiapkan usulan tarif terhadap produk-produk yang diimpor dari Cina.
Pada Maret 2018 lalu, Trump mengumumkan bahwa AS akan mengenakan bea masuk sekitar 50 miliar dolar AS atas produk-produk Cina, terutama untuk produk berteknologi tinggi. Keputusan ini diambil karena Cina diduga melakukan pelanggaran hak kekayaan intelektual terhadap AS.
Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer memiliki waktu hingga 6 April 2018 untuk merilis daftar produk-produk Cina yang akan dikenakan tarif. Adapun, Pemerintah Cina memiliki rencana untuk bertindak lebih jauh jika pungutan tarif impor atas produk-produknya terus berlanjut.