EKBIS.CO, SRAGEN -- Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan pemerintah saat ini harus menjaga tren pertumbuhan ekonomi agar perekonomian bangsa bisa kembali menguat. Salah satu caranya dengan melanjutkan kebijakan-kebijakan yang dulu berhasil mengangkat perekonomian bangsa.
"Terserahlah jika nama program yang dulu itu diubah, tetapi yang penting apa yang sudah baik itu hendaknya dilanjutkan. Kebijakan-kebijakan pro-rakyat harusnya tetap dijalankan agar ekonomi kita bisa terus tumbuh," kata SBY dalam kunjungannya dalam rilis kunjungan SBY ke Sekolah Bisnis Sragen (SBS), Kamis (5/4).
Jika ekonomi tumbuh kuat, kata SBY, pendapatan rakyat akan membaik, daya beli menjadi tinggi, dan masyarakat akan mengkonsumsi makanan yang berkualitas. Dampaknya bisnis restoran atau produsen makanan pasti akan menggeliat.
Hal serupa juga terjadi pada bisnis energi, jasa pariwisata, pokoknya bisnis sektor rill akan meningkat dengan signifikan. "Syaratnya pertumbuhan ekonomi harus terjaga," jelasnya.
SBY mengatakan, Indonesia pernah dihantam krisis yang luar biasa pada 1998. Mulai dari krisis ekonomi, politik, sosial, keamanan, hukum sampai hubungan internasional. Indonesia diramalkan akan jadi negara gagal dan akan lenyap dari peta dunia, namun ia tidak setuju.
Nyatanya, sejarah mencatat Indonesia bukan hanya bisa mengatasi masalah-masalah itu, tapi ekonomi bangsa tumbuh lebih maju lagi. Bahkan, 10 tahun setelah itu, kita berhasil masuk dalam G20, kelompok negara dengan perekonomian besar di dunia, papar SBY.
Pendapatan perkapita rakyat Indonesia juga melonjak tajam pada masa itu. Di tahun 2005, pendapatan masyarakat rata-rata hanya 1.100 US$ pertahun. 10 tahun kemudian, jumlah itu meningkat 400 persen menjadi 3.760 US$ pertahun.
Keberhasilan itu, tidak akan terjadi tanpa izin dan pertolongan Allah. Serta berkat kerja keras pemerintah, baik itu pimpinan negara, para menteri, pimpinan BUMN, maupun pimpinan dunia usaha, bahkan para pemred-pemred media massa, imbuh SBY.
Inas Widyanuratikah