EKBIS.CO, NEW YORK -- Saat pasar modal di seluruh dunia mulai tenang sebelum akhir pekan, Donald Trump malah mengumumkan rencana pengenaan tarif tambahan terhadap produk asal Cina dengan target 100 miliar dolar AS. Para investor di pasar menunjukkan respons atas sikap pemerintahan Trump itu.
Menurut analis AMP Capital Investors Ltd di Sydney Australia, Nader Naeimi, hal itu nampak menunjukan sikap kekanak-kanakan. Apa yang Trump katakan juga dinilai investor hanya gertakan. ''Sampai titik tertentu, para investor akan menyatakan, cukup,'' kata Naeimi seperti dikutip Bloomberg, Jumat (6/4).
Reaksi para investor di Asia sendiri tak sebesar di AS. Indeks kontrak berjangka (future) langsung turun setelah Washington mengumumkan rencana tambahan tarif itu.
Indeks saham di Jepang Topix berfluktuasi dalam rentang sempit. Indeks saham Korea Utara Kospi turun 0,3 persen, indeks Hang Seng Hong Kong turun 1,6 persen setelah libur domestik pada Kamis (5/4). Sementara bursa Cina masih belum beroperasi sejak Senin karena libur nasional.
Menurut stategis JPMorgan Asset Management di Melbourne, Kerry Craig, realitas saat ini adalah latar fundamental pasar belum berubah. Namun para investor akhirnya menelaah lebih jauh saham-saham mana yang akan mereka pertahankan melihat volatilitas pasar seperti ini.
''Kegaduhan ini mengganggu. Bilapun ada penguatan pendapatan di AS pada kuartal dua nanti, itu karena investor fokus kembali pada fundamental dan prospek perusahaan yang mereka tanami modal,'' kata Craig.
Analis strategi pasar IG Asia Pte, Jingyi Pan, mengatakan, bukan hal yang mengherankan bila pasar tidak lagi sensitif soal hal-hal semacam ini. Menurut ahli strategi Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities Co, Norihiro Fujito, kedua pihak tak pernah menetapkan waktu negosiasi sehingga memang ini semua hanya bualan semata.
Sementara analis strategi pasar Everbright Sun Hung Kai Co, Kenny Wen, memprediksi perang dagang ini pada akhirnya tidak akan terwujud. ''Ini lebih seperti saling gertak saja. Trump memang begitu. Dari salah satu bukunya, Trump mengaku selalu bertindak tanpa terduga supaya bisa punya posisi tawar lebih baik,'' kata Wen.
Setelah pengenaan tarif baja dan alumunium serta tarif 120 produk konsumsi, AS mengenakan pula tarif 25 persen terhadap 1.300 barang berbasis teknologi asal Cina mulai dari semikonduktor hingga perabot rumah tangga. Kebijakan Presiden Donald Trump ini dilakukan sebagai respons praktik bisnis Cina yang tidak adil karena mencuri kekayaan intelektual perusahaan-perusahaan AS.
Aksi Trump tersebut dikhawatirkan memicu perang dagang. Itu terbukti dengan aksi balasan oleh Cina dengan mengenakan pula tarif terhadap produk-produk asal AS.