EKBIS.CO, WASHINGTON – Sebanyak lebih dari tiga ribu karyawan Google telah menandatangani sebuah surat yang memprotes kerja perusahaan dengan markas besar Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Pentagon. Sebab, kerja sama itu diketahui untuk membantu serangan dengan pesawat tak berawak.
Dilansir dari The New York Times dalam surat itu disebutkan perihal tidak bolehnya Google terlibat bisnis perang. “Kami percaya bahwa Google tidak boleh dalam bisnis perang,” tulis surat itu.
Surat itu memprotes keterlibatan perusahaan dalam program Pentagon yang menggunakan kecerdasan buatan untuk menafsitkan citra video dan dapat digunakan untuk meningkatkan penargetan serangan pesawat tak berawak. Surat itu ditujukan kepada Kepala Eksekutif perusahaan, Sundar Pichai.
Pengajuan surat itu mencerminkan bentrokan budaya antara Silicon Valley dan pemerintah federal. Kemungkinan, bentrokan budaya tersebut akan meningkat ketika kecerdasan buatan mutakhir semakin digunakan untuk tujuan militer.
Selain itu, surat itu juga merupakan sebuah sikap untuk menjalsakn bahwa Google tak akn pernah membangun teknologi perang. Surat itu juga meminta Google untuk menarik diri keluar dari Proyek Maven. Proyek itu merupakan program percontohan Pentagon.
Sikap idealistik semacam itu, muncul secara alamiah kepada sebuah perusahaan yang memiliki semboyan ‘Don’t be Evil’ (jangan menjadi jahat), yang turut dicantumkan dalam surat protes. Namun hal itu jelas berbeda dengnga sikap Pentagon, di mana Menteri Pertahanan AS, Jim Mattis, sering mengutarakan tujuan utama pertahanan AS adalah untuk meningkatkan senjata mematikan militer AS.
Akhir-akhir ini, karyawan banyak mengajukan pertanyaan tentang keterlibatan Google dalam projek Maven, pada rapat perusahaan. Pemimpin bisnis infrastruktur Google Cloud, Diane Greene membela kesepakatan dan berusaha meyakinkan karyawan. Sebagian besar tanda tangan pada surat protes telah dikumpulkan sebelum perusahaan memiliki kesempatan untuk menjelaskan kondisi.