EKBIS.CO, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo mengungkapkan, naiknya peringkat utang Indonesia terjadi bersamaan dengan hal positif lain di sektor perekonomian.
Setelah peringkat tersebut dikeluarkan, menurut Agus neraca perdagangan juga membaik. "Informasi neraca perdaganganyang surplus sehingga satu kuartal menunjukan suatu kondisi yang surplus. Itu kan berita yang baik," kata Agus di Gedung Mahkamah Agung, Rabu (18/4).
Meskipun begitu, Agus melihat ada kondisi lain seperti perkembangan ekonomi Amerika Serikat (AS). Terlebih,menurut Agus juga ada kemungkinan The Fed Fund Rate bisa naik lebih dari tiga kali.
Agus menilai kondisi itu mempengaruh ievel rupiah yang belum menguat. "Nah itu hal yang memberikan tekanan sehingga rupiah kondisinya seperti sekarang ini," ujar Agus.
Di sisi lain, Agus melihat neraca jasa dan primary income Indonesia secarastruktural selalu defisit. Meskipun begitu, Agus menyambut baik upaya reformasi pemerintah terkait pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) dan perizinan terpadu satu pintu yang berlaku untuk pemerintah pusat sampai pemerintah daerah.
Upaya itu juga memiliki sistem evaluasi dan pengawasannya. "Itu trobosan yang kuat sekaliterkait dengan perizinan. Ditambah lagi dengan adanya tax allowance dan taxholiday yang akan diperbaiki, jelas Agus.
Selain itu,Agus juga memprediksi indeks harga komoditas ekspor andalan Indonesia padatahun ini masih mengalami peningkatan. Walaupun peningkatannya sudah terjadipada tahun lalu, namun Agus masih yakin bisa terjadi kembali pada 2018.