Selasa 24 Apr 2018 15:24 WIB

Menteri Susi: Kita akan Kembalikan Kakap Putih yang Hilang

Teknologi KJA akan meningkatkan produktivitas hasil ikan kakap putih.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (kiri) menumpang perahu karet untuk meninjau lokasi keramba ikan saat peresmian Keramba Jaring Apung atau offshore di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Cikidang, Babakan, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Selasa (24/4).
Foto: ANTARA/Adeng Bustomi
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (kiri) menumpang perahu karet untuk meninjau lokasi keramba ikan saat peresmian Keramba Jaring Apung atau offshore di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Cikidang, Babakan, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Selasa (24/4).

EKBIS.CO, PANGANDARAN -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Keramba Jaring Apung (KJA) Offshore (lepas pantai) di Pangandaran, Jawa Barat. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyampaikan teknologi KJA ini akan meningkatkan produktivitas hasil ikan kakap putih.

Ia menyebut, dalam satu kolam KJA akan menghasilkan sekitar 100 ton ikan. Sedangkan di Pangandaran telah dibangun delapan kolam KJA sehingga nantinya dalam sekali panen dapat menghasilkan hingga 800 ton ikan.

"Kita mengembalikan kakap putih yang hilang. Tapi saya mohon kalian juga jaga lingkungan laut Pangandaran," ujar Susi dalam sambutannya saat peresmian KJA di Pangandaran, Jawa Barat, Selasa (24/4).

KJA ini akan dikelola bersama dengan para nelayan yang hasilnya kemudian akan diekspor ke beberapa negara. Selain membangun aquaculture di Pangandaran, juga dibangun politeknik yang digunakan untuk pendidikan dan penelitian.

Dalam kesempatan ini, Susi juga meminta kepada bupati setempat agar menyusun peraturan daerah terkait penggunaan jaring ikan. "Mata jaring jangan kecil-kecil. Ikan layur sekarang 2 jari sudah ditangkap. Karena mata jaringnya kecil. Bener teu?," kata Susi.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap Keramba Jaring Apung offshore ini menjadi terobosan dan kemajuan dalam budidaya perikanan. Ia juga berharap, KJA offshore dapat meningkatkan produktivitas perikanan Indonesia.

KJA offshore ini juga melibatkan KUD dan nelayan setempat. Sebanyak 250 orang pun terlibat secara langsung dalam budidaya ikan ini. Sedangkan, 220 orang lainnya juga terlibat secara tak langsung. KJA offshore ini juga melibatkan 50 orang sebagai pemasok pakan tambahan.

"Nanti akan dikembangkan dua lagi. Dua juga sudah dikerjakan di Sabang dan Karimun Jawa, coba lihat hasilnya dengan KJA ini," imbuhnya.

Menurut dia, sebanyak 1,2 juta benih ikan pun akan ditebarkan tiap tahunnya dan akan menghasilkan ikan hingga 816 ton per tahun dengan delapan kolam keramba.

"Coba bandingkan Keramba Jaring apung yang biasa, produksinya 5,4 ton per tahun per unIt, ini 816 ton per tahun per unit. Berlipat berapa coba?," kata Jokowi.

Karena itu, ia meminta agar para nelayan terus mengikuti perkembangan teknologi dalam budidaya perikanan. Presiden berharap, ikan yang diproduksi dapat diekspor ke beberapa negara seperti Timur Tengah, Australia, Eropa, serta Jepang.

Terkait alat tangkap ikan yang disinggung Menteri Susi, Presiden juga meminta agar nelayan menggunakan jaring ikan yang ramah lingkungan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement