EKBIS.CO, PASURUAN – Pertumbuhan positif berhasil dicatatkan industri perbankan di Jawa Timur. Capaian tersebut antara lain tercermin dari total aset yang mencapai Rp 566,6 triliun atau tumbuh hingga sembilan persen (yoy).
Menurut penjelasan Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 4 Jatim, Heru Cahyono, angka tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan nasional yang hanya sebesar 7,96 persen. "Dengan pangsa pasar terhadap nasional sebesar 7,55 persen," ujar dia, di sela kegiatan Media Gathering di Hotel Surya Tretes, Pasuruan, Rabu (2/5).
Heru melanjutkan, industri perbankan di Jatim terdiri dari empat Bank Umum Konvensional yang berkantor pusat di Surabaya. Kemudian ada juga satu Unit Usaha Syariah, 339 BPR/BPRS, dan 402 jaringan kantor perbankan yang berkantor pusat di luar Jatim.
Demikian pula penyaluran kredit perbankan di Jatim mengalami pertumbuhan yang signifikan, yakni sebesar 10,57 persen (yoy). Pertumbuhan ini lebih tinggi dari pertumbuhan nasional yang hanya sebesar 8,99 persen dengan pangsa terhadap nasional sebesar sembilan persen.
Ia menambahkan, kinerja keuangan di sektor perbankan yang positif tersebut juga terjadi pada penghimpunan dana pihak ketiga. Yakni mencapai Rp 530,4 triliun atau tumbuh 8,99 persen. Pertumbuhannya lagi-lagi lebih tinggi dari pertumbuhan nasional sebesar delapan persen dengan pangsa pasar terhadap nasional sebesar 9,45 persen.
Heru melanjutkan, industri pasar modal di Jatim juga menunjukkan pertumbuhan yang baik. Pertumbuhan yang dimaksud terlihat dari jumlah investor sebesar 79.166 SID atau meningkat 17,68 persen dengan nilai transaksi mencapai Rp 38,7 triliun selama dua bulan di awal 2018.
"Adapun jumlah emiten sebanyak 40 emiten dengan total aset sebesar Rp 275,5 triliun dengan nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp 682,1 triliun," ujarnya.
Selain itu, sektor Industri Keuangan Non Bank (IKNB) di Jatim menunjukkan kinerja yang positif. Antara lain industri asuransi dengan nilai premi Rp 13,6 triliun dan nilai klaim Rp 7,8 triliun. Sedangkan pada perusahaan pembiayaan menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 37,7 triliun atau tumbuh 9,06 persen (yoy).
Dijelaskan, sektor IKNB di Jatim terdiri dari industri asuransi sebanyak 426 kantor cabang, perusahaan pembiayaan sebanyak tiga kantor pusat dan 753 kantor cabang, perusahaan modal ventura sebanyak dua kantor pusat dan 178 kantor cabang, dan dana pensiun sebanyak 13 kantor pusat.
Kemudian ada juga perusahaan penjaminan sebanyak satu kantor pusat dan enam kantor cabang, Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) sebanyak sembilan LKMS termasuk enam Bank Wakaf Mikro, satu Fintech, satu gadai swasta, dan 274 Badan Kredit Desa (BKD).
Sebagai upaya untuk memberdayakan ekonomi pengusaha skala kecil, OJK juga diakuinya telah mendorong dan memfasilitasi pembentukan LKMS Bank Wakaf Mikro (BWM) di beberapa pondok pesantren di Jatim. Saat ini sudah berdiri enam BWM di Jatim.
Di samping itu, lanjut Heru, OJK bekerja sama dengan industri keuangan juga telah melakukan berbagai upaya untuk lebih meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Jawa Timur. Upaya tersebut salah satunya dilakukan melalui pembukaan Galeri Investasi di beberapa universitas yang saat ini jumlahnya mencapai 51 galeri.
Media gathering yang digelar OJK KR4 Jatim diikuti sekitar 50 wartawan dari berbagai media di Jatim. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka menjalin silaturahim dan komunikasi dengan insan media khususnya yang bertugas di wilayah Jatim.