EKBIS.CO, BANJARMASIN -- Region Manager Communication dan CSR Pertamina Kalimantan Yudy Nugraha mengatakan pasokan bahan bakar minyak (BBM) di wilayah Banjarmasin, Kalimantan Selatan, tetap aman pascaterbakarnya kapal tanker Pertamina. Kapal tanker Self Propelled Oil Barge (SPOB) Srikandi terbakar pada Jumat (25/5) dini hari sekitar pukul 02:00 Wita.
Menurut Yudi, begitu kapal terbakar, Pertamina langsung mengantisipasi agar kebakaran ini tidak mempengaruhi kondisi suplai BBM, di terminal BBM yang merupakan suplai utama BBM Banjarmasin dan sekitarnya. Ia menuturkan, stok BBM yang tersedia di terminal Banjarmasin saat ini sebanyak 9,143 juta liter terdiri dari 4,6 juta liter Solar, 225 ribu liter Pertamina Dex, 530 ribu liter Premium, 373 ribu liter Pertamax, dan 3.515.000 liter Pertalite.
Suplai berikutnya, ungkap Yudi, sudah tiba hari ini, Jumat (25/5) berupa produk solar sebanyak 1,824 juta liter, Premium 2,957 juta liter dan Pertamax 2,058 juta liter. "Pada sore hari nanti juga, direncanakan suplai solar berikutnya sebanyak 5,453 juta liter akan tiba," katanya dalam keteranga pers tertulis kepada Republika.co.id, Jumat (25/5).
Pengiriman BBM akan dilakukan pada hari ini, dari Terminal BBM Kotabaru sebanyak 2,7 juta liter Premium, 600 ribu liter Pertamax dan 2,4 juta liter Pertalite dan diperkirakan tiba di Terminal BBM Banjarmasin. Pada dua hari selanjutnya, Minggu (27/5), pengiriman juga akan dilakukan pada hari yang sama untuk produk solar sebanyak 3,7 juta liter dari Kilang Balikpapan.
Terminal BBM Banjarmasin adalah salah satu suplai utama point BBM di Kalimantan Selatan yang memiliki 106 SPBU. Supply point Kalimantan Selatan lainnya adalah terminal BBM Kotabaru dengan kapasitas tangki 70 juta liter ditambah floating storage berkapasitas 85 juta liter.
Menurut Yudi, kebakaran Self Propelled Oil Barge (SPOB) Srikandi terjadi pukul 02.00 wita dinihari dan telah padam pukul 04.00 wita di jetty 3 Terminal BBM Banjarmasin. Tidak ada korban jiwa. Semua ABK ditemukan dalam keadaan selamat.
Kondisi Terminal BBM aman dan dilakukan proses pendinginan untuk mencegah api menjalar dari kapal ke Terminal BBM. "Untuk keselamatan, jetty 3 saat ini tidak dioperasikan, namun jetty 1 beroperasi secara normal," katanya.
Kapal tanker PT Pertamina Srikandi yang sedang sandar di dermaga Sungai Barito Muara Kuin Banjarmasin terbakar pada Jumat sekitar pukul 02:00 Wita dini hari. Menurut Kapten Kapal tugboat atau kapal yang dapat digunakan untuk melakukan manuver, KM Rimau PDT 208, Sapri Eko yang pada saat kejadian berada di lokasi mengatakan, pagi itu, tiba-tiba sungai penuh dengan api.
"Saya tidak tahu pasti apa penyebabnya, tiba-tiba kapal tanker itu, terbakar, dan tumpahan minyak memenuhi alur sungai," katanya.
Saat masih terkejut melihat kapal yang terbakar itu, tambah dia, tidak lama kemudian tercium bau menyengat dari sungai, dan dalam waktu sesaat, sungai pun penuh dengan api. "Tidak lama kemudian, api pun menyambar beberapa kapal, termasuk kapal saya, Rimau, yang tambat cukup jauh dari lokasi terjadinya kebakaran kapal Pertamina tersebut," katanya.
Menurut dia, tumpahan minyak yang dibawa arus sungai, menyebabkan penyebaran api cukup cepat terjadi. "Sungai tiba-tiba penuh dengan api dan langsung menyambar beberapa kapal yang lokasinya cukup jauh dari kapal Pertamina tersebut," katanya.