EKBIS.CO, JAKARTA -- Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara mengatakan, tingkat inflasi yang relatif terjaga pada Juni 2018 dapat membantu konsumsi masyarakat. Seperti diketahui, inflasi Juni 2018 adalah sebesar 0,59 persen.
"Jaga inflasi rendah itu penting karena komponen terpenting di Produk Domestik Bruto (PDB) adalah konsumsi," kata Suahasil di gedung DPR, Senin (2/7).
Suahasil mengatakan, konsumsi masyarakat perlu dijaga untuk tumbuh lebih dari 5 persen agar pertumbuhan ekonomi tumbuh lebih tinggi. Hal itu, ujarnya, bisa dicapai dengan dukungan inflasi rendah dan pendapatan masyarakat yang meningkat.
"Daya beli tidak termakan inflasi yang tinggi. Sekarang dengan pemerintah menjaga tarif BBM dan listrik tetap, maka itu menjaga inflasinya," kata Suahasil.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi pada Juni 2018 adalah sebesar 0,59 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Dengan angka tersebut, tingkat inflasi secara kumulatif sejak Januari hingga Juni 2018 adalah 1,9 persen. Sementara, jika dibandingkan dari tahun ke tahun (year on year/yoy), tingkat inflasi mencapai 3,12 persen.
"Inflasi sebesar 0,59 persen dibandingkan inflasi periode lebaran tahun sebelumnya lebih rendah," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Senin (2/7).
Suhariyanto mengatakan, dari 82 kota yang dipantau, seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tarakan sebesar 2,71 persen dan terendah di Medan dan Pekanbaru masing-masing sebesar 0,01 persen.
Jika dibandingkan dengan periode lebaran tahun sebelumnya, inflasi Juni 2018 lebih rendah. Suhariyanto menyebut, inflasi pada Juni 2017 dan tingkat inflasi pada Juli 2016 adalah 0,69 persen.
Secara tahunan, inflasi Juni 2018 juga masih lebih rendah dibandingkan Juni 2017 yang sebesar 4,37 persen dan Juli 2016 yang sebesar 3,21 persen.
"Dengan inflasi tahunan sebesar 3,12 persen artinya masih dalam sasaran inflasi pemerintah yang sebesar 3,5 plus minus 1 persen pada tahun ini," kata Suhariyanto.