Kamis 05 Jul 2018 13:26 WIB

Trump Tuding OPEC Mainkan Harga Minyak

Trump mendesak agar OPEC meningkatkan suplai dan menurunkan harga.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Teguh Firmansyah
Donald Trump
Foto: EPA-EFE/JIM LO SCALZO
Donald Trump

EKBIS.CO, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menuding organisasi negara-negara pengekspor minyak bumi dan gas (OPEC) telah mendorong kenaikan harga minyak. Dia meminta organisasi tersebut untuk melakukan sesuatu guna menurunkan tingginya harga bahan bakar tersebut.

"OPEC harus mengingat jika harga gas naik dan sedikit yang mereka lakukan terkait masalah itu. Kalaupun ada, mereka justru mendorong kenaikan harga, Turunkan harga sekarang!," seru Trump lewat cicitan di akun Twitter-nya.

Trump mengaku geram dengan tingginya harga migas dalam beberapa pekan terakhir. Kenaikan harga migas berpotensi membuat konfrontasi politik jelang pemilihan umum kongres negara pada pertengahan November nanti.

photo
Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)

Kekhawatiran Trump datang menyusul kebijakan pemotongan pajak dan menarik beberapa regulasi federal negara yang dia inisiasi telah mengangkat perekonomian warga AS. Meningkatnya harga minyak berpotensi kembali meninggikan biaya hidup masyarakat Amerika, hal yang diwaspadai Trump.

Sebelumnya Trump mengatakan, Arab Saudi telah sepakat untuk meningkatkan produksi minyak hingga 2 juta barrel perhari. Kepada Trump, Pemerintah Arab Saudi, yang merupakan anggota terbesar OPEC, mengaku dapat memenuhi permintaan tersebut.

Baca juga, Harga Minyak Dunia Turun Tertekan Produksi OPEC.

Arab Saudi menyebut masih memiliki cadangan migas untuk memenuhi permintaan tersebut. Peningkatan produksi 2 juta barel perhari dilalkukan guna menurunkan harga minyak sebagai kompensasi penurunan produksi migas di Venezuela dan Iran.

Komplain yang dilakukan Trump bersamaan dengan kampanye Paman Sam kepada negara-negara Eropa untuk memboikot belanja minyak dari Iran. Hal tersebut dilakukan agar Tehran mau memenuhi 13 permintaan AS terkait pakta nuklir 2015 atau yang disebut The Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement