Sabtu 14 Jul 2018 00:08 WIB

Rp 7,1 Triliun Modal Asing Masuk Pasar Keuangan Indonesia

Arus modal asing membuat pasokan valas cukup memadai untuk menahan jatuhnya rupiah

Red: Nidia Zuraya
Arus modal asing (ilustrasi)
Arus modal asing (ilustrasi)

EKBIS.CO, JAKARTA -- Modal asing yang masuk ke pasar keuangan terutama melalui Surat Berharga Negara mencapai Rp 7,1 triliun dalam 10 hari terakhir (2-12 Juli 2018). Kondisi itu, menurut Gubernur Bank Indoneia (BI) Perry Warjiyo merupakan tanda bahwa kepercayaan pelaku pasar global ke Indonesia terus meningkat.

Perry mengklaim modal asing yang masuk cukup 'deras' setelah Bank Sentral menaikkan suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 50 basis poin di 28-29 Juni 2018, yang membuat imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun kembali atraktif.

Total tahun ini, BI sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 100 basis poin. Bank Sentral juga sudah mengkonfirmasi arah kebijakan moneter di sisa tahun cenderung ke pengetatan (bias ketat).

"Kebijakan yang ditempuh memberikan keyakinan ke pasar dan juga membuat imbal hasil pasar keuangan indonesia khususnya SBN itu berdaya saing," ujar Perry di Jakarta, Jumat (13/7).

Arus modal asing itu juga yang membuat pasokan valuta asing cukup memadai untuk menahan jatuhnya nilai tukar rupiah dalam beberapa hari terakhir. Kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang diumumkan BI hari ini, dolar AS diperdagangkan di Rp 14.358, menguat dibandingkan Kamis di level Rp 14.435.

Perry menyebut kurs rupiah masih berpeluang terus menguat jika melihat dari aspek fundamental ekonomi domestik seperti inflasi yang terus membaik. Selain itu, Perry melihat tekanan di pasar valas telah berkurang.

"Suplai dolar itu ada. Suplai dolar AS dari korporasi itu rata-rata per hari berkisar antara 500-600 juta dolar AS. Korporasi, dan para eksportir pecaya diri mensuplai kebutuhan di pasar valas dan juga itu semakin memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah," ujar dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement