EKBIS.CO, BOGOR -- Pemerintah mengatur sejumlah strategi termasuk segera mengimplementasikan penggunaan biodiesel 20 persen atau B20 untuk memperkuat dan menghemat cadangan devisa negara.
Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan ada beberapa program yang akan diterapkan untuk menghemat cadangan devisa.
"Jadi implementasi dari B20 kemudian juga program lain termasuk di dalamnya bagaimana melakukan penghematan dengan TKDN (tingkat komponen dalam negeri) ," katanya setelah Rapat Terbatas yang dipimpin Presiden Jokowi dengan topik Strategi Kebijakan Memperkuat Cadangan Devisa di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (31/7).
Program-program yang diterapkan merupakan program yang selama ini dianggap sebagai sektor yang bisa mengurangi neraca pembayaran antara lain dari penggunaan B20, kemudian peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), dan optimalisasi jasa pariwisata. Upaya serupa dilakukan dengan mengkaji kembali daftar-daftar produk impor.
"Itu yang utamanya di sektor itu, kelapa sawit, kalau sektor lain itu TKDN, jasa, dan produk lain untuk ekspor," katanya.
Sementara, soal implementasi penggunaan biodiesel 20 persen sejak beberapa waktu lalu telah ditegaskan hal tersebut masuk dalam kategori non-PSO. Menurut dia, hal itu yang dijadikan catatan dan telah mendapatkan konfirmasi seluruh sektor baik non-PSO maupun PSO sehingga kemudian tidak ada hambatan teknis dalam pelaksanaan.
"Tinggal perusahaan yang melakukan distribusi BBM, nah ini yang perlu dipersiapkan," katanya.
Pemerintah menyatakan akan segera mempersiapkan aturan sebagai payung hukum yakni merevisi ringan aturan yang telah ada. Program-program itu dianggap mampu menghemat cadangan devisa hingga miliaran dolar AS. Airlangga memperkirakan dari program TKDN saja bisa dihemat cadangan devisa hingga mencapai 2 miliar dolar AS, sementara dari program biodiesel dalam satu tahun bisa mencapai 5,6 miliar dolar AS.