EKBIS.CO, YOGYAKARTA - Kepala Perwakilan BI DIY, Budi Hanoto, menegaskan di tengah pesatnya kebutuhan bertransaksi ekonomi, ekosistem sistem pembayaran ritel domestik saat ini masih relatif kompleks dan inefisien. Hal ini terjadi karena infrastruktur bidang sistem pembayaran masih beragam dan terfragmentasi.
Permasalahan ini muncul karena kecenderungan industri untuk membangun infrastruktur sistem pembayaran yang sifatnya eksklusif, yaitu hanya dapat melayani instrumen pembayarannya sendiri tanpa saling terhubung satu sama lain (interkoneksi), sehingga belum dapat saling melayani (interoperabel).
"Dengan diluncurkannya GPN, diharapkan transaksi pembayaran yang lebih aman, nyaman, dan fleksibel," kata Budi, saat peluncuran kartu ATM/Debit berlogo GPN, di Yogyakarta. GPN adalah suatu sistem yang mengintegrasikan berbagai instrumen dan kanal pembayaran secara nasional.
Masyarakat tidak perlu lagi mencari mesin EDC dari bank yang sama, karena semua kartu yang diterbitkan oleh penerbit domestik dapat ditransaksikan dengan satu mesin EDC.
Kartu GPN telah mengaplikasikan fitur keamanan standar internasional chip dan PIN enam digit, sehingga keamanan data nasabah maupun transaksi lebih terjamin.
Di samping itu, Budi menambahkan, sharing/penggunaan bersama infrastruktur antar perbankan mengefisienkan investasi infrastruktur seperti mesin EDC dan ATM, sehingga infrastruktur sistem pembayaran dapat dibangun secara merata di seluruh wilayah Indonesia.
Seluruh pemrosesan transaksi yang sebelumnya dilakukan di luar negeri, kini dilakukan di Indonesia. Sehingga biaya transaksi menjadi lebih efisien.
Target awal implementasi GPN adalah 30 persen dari kartu ATM/Debit sudah dapat terkonversi menjadi kartu berlogo GPN. Posisi Juni 2018, jumlah kartu ATM/Debit sebesar 184 juta kartu.
Ada sembilan bank yang melakukan penukaran kartu ATM/debit berlogo GPN. Yaitu Bank Mandiri, BNI, BRI ,BTN, BPD DIY, BCA, Bank Syariah Mandiri, CIMB Niaga, dan Bank Permata.
Kegiatan dilanjutkan dengan pekan penukaran kartu ATM/Debit GPN oleh seluruh perbankan di DIY sebanyak 40 bank, pada 30 Juli - 3 Agustus 2018 di sejumlah pusat perbelanjaan, kantor pemerintah daerah, kampus, dan di loket seluruh bank penerbit kartu ATM/Debit di DIY.