EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (2/8) pagi bergerak melemah sebesar lima poin. Rupiah melemah ke posisi Rp 14.438 dibanding sebelumnya Rp 14.433 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas, Ahmad Mikail, mengatakan bahwa dolar AS cenderung menguat terhadap beberapa mata uang utama dunia, termasuk rupiah, seiring kuatnya ekonomi Amerika Serikat. "Rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) menaikkan status ekonomi AS dari solid menjadi 'strong' walaupun the Fed tidak mengubah tingkat kebijakan suku bunganya," paparnya, di Jakarta, Kamis (2/8).
Bank Sentral AS pada Rabu (1/8) waktu setempat memutuskan untuk mempertahankan kisaran target suku bunga acuan (federal funds rate/FFR) di level 1,75 hingga 2,00 persen. Ia menambahkan, data tenaga kerja Amerika Serikat bulan Juli yang solid turut memperkuat dolar AS di mana jumlah tenaga kerja AS meningkat 219 ribu, tertinggi sejak Februari.
"Kuatnya data tenaga kerja AS juga mendorong yield obligai AS naik sebesar 5 bps ke level 3,01 persen," katanya.
Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, nilai tukar rupiah kembali berada dalam area negatif meski data inflasi Juli menunjukkan angka yang terkendali, yakni sebesar 0,28 persen. "Diharapkan, industri manufaktur domestik yang mulai terakselerasi dapat menahan tekanan rupiah lebih dalam," ujarnya.