EKBIS.CO, JAKARTA -- Satelit Merah Putih milik PT Telkom Indonesia (Persero) berhasil diluncurkan pada Selasa (7/8) dari Cape Caneveral, Florida, Amerika Serikat. Satelit tersebut dapat menjangkau Asia Tenggara hingga Asia Selatan.
"Keberadaan Satelit Merah Putih diharapkan dapat mendorong pembangunan masyarakat digital Indonesia dan memperkuat peran Telkom sebagai enabler dalam kemajuan ekonomi digital nasional," kata Direktur Utama Telkom Alex J Sinaga sesaat setelah Satelit Merah Putih meluncur dari SLC 40 Cape Canaveral Air Force Station, melalui keterangan tertulis, Selasa.
Satelit Merah Putih memiliki kapasitas 60 active transponders. Kapasitas itu terdiri dari 24 Standard C-Band dan 12 Extended C-Band yang menjangkau Asia Tenggara serta 24 Standard C-band yang menjangkau Asia Selatan.
Satelit tersebut akan menempati slot orbit 108 derajat Bujur Timur (BT) atau di atas wilayah sekitar Selat Karimata. Kehadiran Satelit Merah Putih akan melengkapi dua satelit Telkom lainnya yang masih aktif beroperasi, yaitu Telkom 2 dan Telkom 3S.
Satelit Merah Putih akan menambah jumlah transponder milik Telkom dari 73 menjadi 133 transponder. Hal itu akan memperkuat bisnis satelit Telkom Group.
Satelit Merah Putih merupakan satelit telekomunikasi yang memiliki kapasitas lebih besar dan jangkauan lebih luas dibandingkan satelit milik Telkom sebelumnya. Selain itu, Satelit Merah Putih dibangun menggunakan teknologi Fiber Optic Gyro, sehingga memiliki kestabilan lebih tinggi.
Satelit Merah Putih dibangun oleh perusahaan pembuat satelit komersial dan perangkat antariksa asal Amerika, Space System Loral (SSL). Satelit yang dibangun sejak awal 2016 tersebut dihantarkan menuju orbit menggunakan roket flight-proven Falcon 9 milik SpaceX. Roket itu milik perusahaan jasa peluncuran asal Amerika yang memiliki tingkat kesuksesan peluncuran yang cukup tinggi yaitu sekitar 98 persen.
Keberhasilan peluncuran Satelit Merah Putih diharapkan dapat memenuhi kebutuhan transponder nasional. Hal itu mengingat satelit merupakan infrastruktur komplemen yang dibutuhkan untuk menjangkau wilayah-wilayah dengan karakteristik topografi negara kepulauan seperti Indonesia.
Satelit Merah Putih dinilai akan berperan penting dalam menghadirkan layanan komunikasi broadband di area-area yang tidak dapat dijangkau oleh teknologi fiber optik maupun sistem komunikasi lainnya. Wilayah itu khususnya di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).
"Satelit Merah Putih menjangkau seluruh wilayah Indonesia, negara-negara di Asia Tenggara dan Asia Selatan sehingga kehadirannya diharapkan dapat mengurangi kesenjangan digital di Indonesia," ungkap Alex.