EKBIS.CO, JAKARTA -- BNI Syariah meraih dua penghargaan dari Infobank Award 2018 masing-masing kategori The Best Bank Syariah lima tahun berturut-turut kategori Bank Syariah dengan aset di atas Rp 25 triliun dan The Best Bank Syariah kinerja sangat bagus tahun 2017 dengan aset di atas Rp 25 triliun. Penghargaan diterima oleh Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo, di Yogyakarta, Selasa (14/8).
Penilaian didasari berbagai aspek di antaranya kualitas aset, ekspansi dana dan ekspansi pembiayaan. Selain itu, penilaian juga melihat rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF).
"Alhamdulillah, apresiasi ini merupakan amanah untuk terus memberikan kinerja yang optimal bagi nasabah, salah satunya dengan memperluas pemanfaatan ekosistem halal di semua lini bisnis dan institusi sehingga keberadaan BNI Syariah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia," kata Abdullah Firman Wibowo melalui siaran pers, Rabu (15/8).
Kinerja BNI Syariah pada Juni 2018 terus mengalami pertumbuhan dari sisi laba bersih mencapai Rp 202,9 miliar atau naik 23 persen dari Juni 2017 sebesar Rp 165,1 miliar. Cerminan pertumbuhan terlihat dari aset BNI Syariah pada kuartal II 2018 yang mencapai Rp 37,7 triliun atau naik 22,9 persen dari kuartal II 2017. Angka tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan industri sebesar 16,9 persen.
Dari sisi bisnis, BNI Syariah telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 25,1 triliun atau naik 11,4 persen. Kontribusi pertumbuhan pembiayaan berasal dari segmen komersial 22 persen diikuti Hasanah Card 14,6 persen, SME 12,3 persen, konsumer 7,8 persen dan mikro 2,9 persen. Komposisi pembiayaan sampai dengan Juni 2018 terdiri dari segmen Konsumer sebesar Rp 12,9 triliun (51,5 persen), diikuti segmen Kecil dan Menengah sebesar Rp 5,5 triliun (22 persen), segmen Komersial Rp 5,3 triliun (21 persen), segmen Mikro Rp 995,5 miliar (4 persen), dan Hasanah Card Rp 387,5 miliar (1,5 persen).
Dalam menyalurkan pembiayaan, BNI Syariah terus menjaga kualitas pembiayaan. Hal itu tercermin dari rasio pembiayaan bermasalah BNI Syariah sebesar 3,04 persen. Rasio tersebut di bawah rata-rata industri yang mencapai 4,06 persen berdasarkan data Statistik Perbankan Syariah (SPS) per April 2018.
Selain pembiayaan, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 32,4 triliun atau naik 21,5 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan industri sebesar 16,5 persen dengan jumlah nasabah sebesar 2,6 juta. Komposisi Dana Pihak Ketiga tersebut didominasi oleh dana murah (Giro dan Tabungan) yang mencapai 52,8 persen.
Strategi yang dilakukan BNI Syariah untuk mempercepat ekspansi tahun 2018 di antaranya terus meningkatkan sinergi supply chain dari BNI Induk dan ekspansi nasabah low risk baik untuk pembiayaan konsumer maupun produktif. Strategi selanjutnya, peningkatan kualitas pembiayaan dan peluasan customer based untuk transaksional serta bersinergi dengan stakeholders untuk terus melakukan literasi dan inklusi keuangan syariah dan pengembangan teknologi melalui aplikasi digital.