EKBIS.CO, TEHERAN -- Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan pihaknya menunggu jaminan negara-negara Eropa terkait kerja sama penjualan minyak dan perbankan Iran. Jaminan ini dibutuhkan Iran setelah AS kembali menerapkan sanksi ekonomi terhadap negara tersebut.
Presiden AS Donald Trump menarik AS keluar dari kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan negara-negara dunia pada bulan Mei dan menerapkan kembali sanksi terhadap Teheran. Sementara pihak-pihak lain yang menyetujui berusaha mencari cara untuk menyelamatkan perjanjian.
"Kami masih menunggu Eropa untuk mengambil tindakan atas penjualan minyak Iran dan pelestarian saluran perbankan," kata menteri luar negeri Iran.
Baca juga:
AS Gagal Bujuk Cina Pangkas Impor Minyak Iran
Donald Trump Ancam Negara Mitra Bisnis Iran
Zarif juga membela keputusan Uni Eropa pada Kamis (23/8) lalu untuk memberikan bantuan senilai 18 juta euro ke Iran untuk mengimbangi dampak sanksi AS. Bantuan tersebut merupakan bagian dari upaya untuk menyelamatkan kesepakatan 2015 untuk membatasi ambisi nuklir Teheran.
"Ini adalah paket yang akan membantu kedua belah pihak untuk saling berkomunikasi dan itu tidak ada hubungannya dengan perjanjian nuklir dan lainnya," kata Zarif.
Utusan tinggi AS di Iran, Brian Hook, mengkritik bantuan Uni Eropa ke Teheran tersebut. Pada Jumat (24/8) kemarin Hook mengatakan bahwa bantuan itu mengirim 'pesan yang salah pada waktu yang salah'.
Bantuan ini adalah bagian dari paket yang lebih luas senilai 50 juta euro yang dialokasikan dalam anggaran Uni Eropa untuk Iran. Sebelumnya, Iran mengancam akan berhenti mematuhi perjanjian nuklir jika gagal untuk melihat manfaat ekonomi dari sanksi yang diberikan.