EKBIS.CO, MATARAM -- Perubahan nama bandara di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), dari Lombok International Airport (LIA) menjadi Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (ZAM) menuai polemik lantaran Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, tempat di mana bandara berada tidak menyetujui nama tersebut.
Sekretaris Daerah Pemprov NTB Rosiady Sayuti mengatakan, Pemprov NTB telah berdiskusi dengan Pemkab Lombok Tengah terkait pergantian nama bandara.
"Menurut saya kira ini kan proses, pro kontra biasa," ujarnya usai shalat Jumat di Masjid Hubbul Wathan, kompleks Islamic Center NTB, Mataram, NTB, Jumat (7/9).
Ia mengaku telah duduk bareng dengan Pemkab Lombok Tengah sebelum memutuskan pergantian nama bandara dan tidak ada masalah. Rosiady mengatakan, nama Lombok pada bandara bersifat generik atau umum, seperti bandara Cengkareng yang menjadi Bandara Internasional Soekarno Hatta di Tangerang, Banten.
"Lombok itu kan nama generik sama seperti Cengkareng, harus ada nama yang spesifik dan selalu menggunakan nama pahlawan nasional," kata dia.
Ia berharap, Pemkab Lombok Tengah bisa berbesar hati untuk menerima nama ZAM menjadi nama bandara Lombok yang baru.
"Mudah-mudahan kawan-kawan di Lombok Tengah bisa memahami, kan sudah tradisi di mana-mana nama bandara itu pahlawan nasional, bukan tokoh legenda. Mereka (Lombok Tengah) kan maunya Mandalika, Mandalika kan tokoh legenda, kita sudah punya KEK Mandalika," ucapnya.
Baca: Perubahan Nama Bandara Lombok Tuai Polemik