EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) menyambut baik atas rencana Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data produksi pangan terbaru yang merupakan hasil koordinasi dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR) dan Badan Informasi Geospasial (BIG). Data ini direncanakan rilis pada Oktober.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik, Kementerian Pertanian (Kementan), Kuntoro Boga Andri menjelaskan pihaknya bahagia atas rencana tersebut. Meski selama ini Kementan sudah memiliki data produksi pangan, data dari BPS dapat saling melengkapi. "Kami bahagia dengan rencana itu," ujarnya ketika dihubungi Republika, Senin (11/9).
Sambutan baik juga disampaikan Kepala Bidang Data Komoditas Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementan Anna Astrid. Menurutnya, rencana BPS untuk merilis data produksi hasil kerangka sampling area merupakan sebuah upaya untuk memperbaiki validitas data pangan.
Selama ini, Kementan sudah bekerja sama dengan BPS dalam melakukan pendataan pangan, khususnya untuk padi dan palawija. Kemudian, bersama BPS dan Dinas Pertanian, Kementan juga melakukan sinkronisasi data luas panen, produktivitas dan produksi secara rutin. "Data tersebut yang kami sajikan ke publik," tutur Anna.
Anna menambahkan, Pusdatin Kementan memiliki pedoman pengumpulan data yang disusun bersama dengan BPS. Meski di lapangan keduanya mempunyai tugas masing-masing, hasilnya akan dikolaborasikan demi mendapat data berupa hasil produksi.
Teknisnya, untuk data luasan, pendataan dilakukan oleh petugas tingkat kecamatan (KCD/ mantri tani). Sedangkan, pendataan produktivitas melalui pengkuran langsung dengan metode ubinan dilakukan oleh KCD/ mantri tani dan koordinator statistik kecamatan (KSK), yakni petugas BPS di tingkat kecamatan. "Produksi itu sendiri diperoleh dari hasil perkalian luas panen dan produktivitas," ujar Anna.
Sebelumnya, Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, pihaknya masih menunggu finalisasi dari Kementerian ATR dan BIG untuk merilis data produksi pangan. Dari BPS sendiri sudah selesai, tapi masih ada yang harus ditunggu dari bagian petanya. Selain data produksi baru yang akan dirilis ke publik, akan ada rilis peta baru yang dikerjakan oleh Kementerian ATR dan BIG.
BPS sedang melakukan penyempurnaan metodologi untuk memperbaiki data produksi pangan di Indonesia. Salah satu data produksi pangan yang kerap menjadi perdebatan adalah terkait produksi beras.
"Jadi, BPS bersama BPPT mulai Januari 2018 membuat namanya kerangka sampel area. Itu pakai peta kita bagi-bagi segmennya kemudian koordinatnya dimatikan. Petugas diminta datang ke sawah dengan menggunakan ponselnya dan harus memotret," ujar Suhariyanto.