EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah dan Komisi XI DPR RI telah menyepakati asumsi nilai tukar rupiah RAPBN 2019 sebesar Rp 14.400 per dolar AS. Hal itu sesuai dengan nota keuangan yang diajukan oleh Presiden Joko Widodo.
Hal itu juga masih dalam kisaran yang dibuat Bank Indonesia yakni Rp 14.300 hingga Rp 14.700 per dolar AS. Meski begitu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan, pemerintah akan terus mewaspadai dampak dari dinamika global.
"Dampak tidak langsung dari sisi psikologis dan rebalancing fund manager ke negara berkembang harus diantisipasi," kata Sri dalam rapat kerja dengan Komisi XI di kompleks Parlemen, Jakarta pada Kamis (13/9).
Faktor perang dagang dan kebijakan bank sentral AS yang masih akan menaikkan tingkat suku bunga hingga 2019 masih akan terus diwaspadai pemerintah. Hal itu pun turut berdampak pada arus modal ke dalam negeri terutama dari sisi portofolio.
"Ini komponen penting untuk SBN mengingat kepemilikan asing sampai 39 persen," kata Sri.
Sri mengatakan, pemerintah saat ini akan fokus memperbaiki kondisi neraca pembayaran Indonesia terutama dari sisi neraca transaksi berjalan yang mengalami defisit. Dia menegaskan, kebijakan pemerintah adalah dengan terus berupaya meningkatkan ekspor lewat pemberian insentif dan mempermudah proses ekspor.
Selain itu, pemerintah juga akan mengendalikan impor sehingga tidak terus menekan tingkat defisit neraca transaksi berjalan."Investasi juga terus kita upayakan agar ada capital inflow," katanya.
Mengutip data Bank Indonesia, Sri mengatakan, rata-rata nilai tukar rupiah hingga 7 September 2018 adalah sebesar Rp 13.977 per dolar AS. Dia memproyeksikan rata-rata nilai tukar hingga akhir tahun mencapai Rp 14.100 hingga Rp 14.200 per dolar AS.
Dengan penetapan asumsi kurs di level Rp 14.400 per dolar AS, Sri mengakui hal itu menunjukkan proyeksi pemerintah terkait adanya potensi depresiasi pada 2019.
"Oleh karena itu, saya bisa menerima range dari Bank Indonesia, meskipun diprediksi juga tekanan pada tahun depan akan lebih rendah dibanding tahun ini," kata Sri.