EKBIS.CO, PASURUAN -- Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) BMT UGT Sidogiri berkomitmen membangun kemandirian ekonomi berdasarkan semangat kegotong royongan dan kekeluargaan. Sebagaimana Bung Hatta sebagai Bapak Koperasi dari awal mengajarkan prinsip berkoperasi yang mandiri dan kekeluargaan.
Ketua BMT Sidogiri, Mahmud Ali Zain mengatakan pihaknya berkomitmen agar nilai-nilai tersebut mampu menjadi spirit bagi para alumni pesantren Sidogiri yang kini tersebar di seluruh pelosok Indonesia. “Kemandirian ekonomi berkoperasi sangat penting, karena dengan kemandirian akan mampu menentukan nasib hidup sendiri,” ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika, Senin (17/9).
Ia mencontohkan dampak dari ketidak mandirian itu direfleksikannya seperti dalam menentukan harga-harga barang yang ada selama ini yang banyak ditentukan oleh pihak lain. Terkait dengan itu, BMT UGT Sidogiri bercita-cita menjadi soko guru dalam mengkonsolidasikan potensi-potensi ekonomi yang ada di masyarakat.
Sebagai sebuah koperasi pesantren terbesar di Indonesia, BMT UGT Sidogiri mengembangkan berbagai unit bisnis yang dikelola oleh para alumni pondok pesantren Sidogiri, di antaranya perusahaan teknologi IT, asuransi, properti, agro, serta travel haji dan umroh. “Dengan berbagai bisnis tersebut dan jaringan yang kami kelola, BMT UGT Sidogiri mampu meningkatkan taraf hidup ekonomi masyarakat,” ungkapnya.
Pada akhir 2017, total BMT UGT Sidogiri mencapai Rp 2,4 triliun dan hingga akhir 2018 ditargetkan total asetnya mencapai Rp 5 triliun. Untuk mengejar target aset tersebut, BMT yang kini memiliki jumlah anggota sebanyak 16.647 orang itu, pihak pengurus akan meningkatkan jaringan pelayanan dan profesionalisme sumber daya manusianya.
Saat ini, BMT UGT Sidogiri memilik jaringan kantor cabang yang tersebar di 49 provinsi. “Kami optimistis dengan jumlah jaringan tersebut mampu memberikan pelayanan kepada anggota dan masyarakat yang kepingin hijrah dalam sistem keuangan syariah,” ujarnya.