EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (21/9) pagi bergerak menguat. Rupiah menguat sebesar 22 poin menjadi Rp 14.823 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 14.845 per dolar AS.
Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, adanya penilaian positif dari Bank Dunia yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada level 5,2 persen turut menjadi sentimen bagi penguatan rupiah. "Bank Dunia menilai permintaan domestik yang lebih kuat di Indonesia akan terus menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi," katanya di Jakarta, Jumat (21/9).
Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail mengatakan pergerakan dolar AS cenderung menurun terhadap beberapa mata uang utama dunia, termasuk rupiah seiring melemahnya katalis positif terhadap mata uang Negeri Paman Sam itu. "Pelaku pasar kemungkinan telah mem-priced in kebijakan naiknya tingkat suku bunga The Fed pada September ini serta hasil dari perang dagang Amerika Serikat-Tiongkok hingga akhir tahun ini," paparnya.
Di tengah situasi itu, lanjut dia, investor lebih memilih nilai tukar selain dolar AS seperti mata uang euro dan yen Jepang, serta emas sebagai pilihan akibat ketidakpastian yang ditimbulkan kebijakan Amerika Serikat. "Kebijakan Amerika Serikat menimbulkan ketidakpastian pertumbuhan ekonominya untuk ke depan," katanya.