EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Syariah Bukopin (BSB) menyatakan, rencana divestasi sebagian sahamnya ke investor kemungkinan mundur ke tahun depan. Sebelumnya, divestaai dijadwalkan tahun ini.
"Karena situasi politik begini, jadi tidak menarik baik buat Bank Bukopin maupun investor," ujar Direktur Utama BSB Saidi Mulia Lubis di Jakarta, Kamis, (20/9).
Melihat kondisi-kondisi terakhir, kata dia, tampaknya belum nyaman bagi perseroan untuk divestasi. Pasalnya, akan berujung pada pada nego harga serta teknis yang berkembang ke depan.
"Maka kalau lihat market, kayaknya divestasi saham kita lakukan setelah pemilihan presiden (pilpres). Kita nunggu setelah Pilpres tahun depan," kata Saidi.
Dirinya menyebutkan, permodalan perseroan saat ini masih aman sehingga tidak ada masalah. Rasio kecukupan modal BSB (Capital Adequacy Ratio/CAR) kini sebesar 19 persen.
"Jadi kita nggak buru-buru (untuk divestasi). Hanya saja, kami cari investor baru karena mau naik kelas ke BUKU (Bank Umum Kelompok Usaha) 2, kurang sedikit lagi," katanya.
Modal BSB kini, kata Saidi, sebesar Rp 900 miliar. Sedangkan syarat menjadi bank BUKU 2 di antaranya modal minimal harus mencapai Rp 1 triliun.
Terkait naik kelas ke BUKU 2, perseroan tidak menutup kemungkinan terjadi tahun ini. "Kalau sekarang ada jodohnya, kenapa ditunggu? Tapi kami nggak nguber karena CAR masih banyak," tegasnya.
Saidi mengaku, sampai sekarang sudah banyak investor yang melakukan penawaran. Hanya saja belum ada yang pasti. Ia pun enggan menyebutkan, sudah berdiskusi dengan investor mana saja.