Jumat 28 Sep 2018 06:59 WIB

Kemenperin Pacu Ekspor ke AS Lewat Hilirisasi

Langkah menggenjot ekspor ini diyakini mendongkrak produktivitas.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolanda
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kanan) memberikan ucapan selamat kepada Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita (kiri) saat acara pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Jumat (24/8).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kanan) memberikan ucapan selamat kepada Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita (kiri) saat acara pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Jumat (24/8).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong industri di dalam negeri agar semakin meningkatkan nilai tambah dari bahan baku yang diimpor. Upaya hilirisasi ini guna meningkatkan manfaat bagi perekonomian nasional, misalnya dari hasil kegiatan ekspor.

Salah satu contoh adalah pada industri tekstil yang saat ini masih impor kapas dari Amerika Serikat. "Kita dapat kembalikan ke sana lagi dengan produk jadi garmen. Itu yang lebih baik," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto seusai menjadi pembicara pada The 6th US-Indonesia Investment Summit 2018 di Jakarta, Kamis (27/9).

Kemenperin tengah memacu peningkatan ekspor produk manufaktur nasional ke Amerika, di antaranya komoditas pakaian, tekstil, dan sepatu. Untuk itu, ia ikut mengakselerasi penyelesaian perundingan kerja sama bilateral yang komprehensif.

Salah satu perundingan yang ingin disepakati dengan Amerika Serikat adalah penghapusan tarif bea masuk untuk ketiga komoditas manufaktur Indonesia tersebut. Airlangga optimistis, langkah menggenjot ekspor ini akan mendongkrak produktivitas dan penyerapan tenaga kerja industri.

Kemenperin mencatat, neraca perdagangan RI dengan AS mengalami surplus pada dua tahun terakhir. Pada 2016, surplus sekitar 8,47 miliar dolar AS, sedangkan di 2017 surplus sebesar 9,44 miliar dolar AS. Sementara itu, total nilai ekspor nonmigas RI ke AS mencapai 15,68 miliar dolar AS pada 2016 dan naik di tahun 2017 menjadi 17,14 miliar dolar AS.

Pemerintah Indonesia juga aktif mengajak pelaku industri AS agar melakukan ekspansi dan investasi baru di Indonesia. Selama ini, mereka banyak investasi di sektor industri ekstraktif. Ke depannya, pemerintah mendorong investasi di sektor yang siap memasuki era industri 4.0 atau ekonomi digital.

Airlangga optimistis, pembentukan ekosistem digital dapat pula menjadi solusi untuk menumbuhkan usaha rintisan (startup) hingga sektor industri kecil dan menengah (IKM) di dalam negeri. "Kami ingin champion dari AS, seperti Google, Apple, dan perusahaan-perusahaan di Silicon Valley. Ini yang mesti kita tarik minatnya ke Indonesia," ucapnya.

Terbaru, Apple telah merealisasikan komitmen investasinya dengan membangun Apple Developer Academy di Tangerang sebagai pusat inovasi di Tanah Air. Apple juga akan membuka di Surabaya dan Batam yang rencananya meluluskan 400 orang dalam program satu tahun.

Pada kesempatan yang sama, Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Joseph R Donovan menekankan komitmen AS untuk terus menjalin kerja sama ekonomi dengan Indonesia dan wilayah Indo-Pacific. Kontribusi AS ini diharapkan dapat membawa kesejahteraan masyarakat Indonesia melalui kemitraan dengan sektor swasta. 

"Banyak upaya yang dilakukan untuk mencapai kemitraan, di antaranya dengan perdagangan yang adil dan saling timbal balik, lingkungan investasi yang terbuka, serta perjanjian antar negara yang transparan dan konektivitas lebih baik," ungkapnya.

Tercatat investasi AS ke RI sepanjang tahun 2016 sampai semester I-2018 sebesar 3,8 miliar dolar AS dengan sebanyak 1.881 proyek. Capaian AS ini menempati peringkat keenam untuk penanaman modal asing di Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement