EKBIS.CO, JAKARTA -- Sebanyak 146 tabung elpiji 3 kg ditemukan dan digunakan oleh beberapa rumah makan besar di Kab Bantul DIY saat lakukan sidak monitoring LPG 3kg Kamis kemarin. Dalam sidak yang dilakukan oleh tim monitoring elpiji 3 kg (Disperindag, Pertamina, Hiswana Migas), Dinas Perindustrian dan perdagangan Solo memberikan arahan, dan imbauan tentang peruntukan elpiji 3kg, dan mengajak para pelaku usaha untuk melakukan penukaran tabung ke tabung tidak subsidi.
“Kami mengingatkan kepada para pelaku usaha ini untuk mau beralih, karena yang mereka gunakan ini jelas tertulis 'Hanya untuk masyarakat miskin'. Dan mereka bukan kelompok keluarga miskin sehingga tidak bisa menggunakan elpiji bersubsidi” ujar Kepala dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta Subagiyo.
Sales eksekutif LPG Rayon V Pertamina Adeka Sangtraga Hitapriya menambahkan bahwa dalam sidak ini, Pertamina memberikan trade in (tukar tabung) dengan elpiji 5,5 Kg secara gratis. “Kami akan berikan secara gratis penukaran 2 tabung elpiji 3kg, dengan 1 tabung elpiji 5,5 kg, dan untuk kegiatan sidak kali ini, kami sudah memberikan 21 tabung elpiji 5,5 kg," kata dia.
Kegiatan sidak monitoring elpiji 3 kg ini dilakukan di 11 rumah makan yang tersebar di 6 usaha makanan di Gajah Mada dan 5 tempat lainnya di sekitar Balapan. Bahkan dua diantaranya termasuk kuliner terkenal di kota ini yang memiliki omset lebih dari 1 juta/hari.
“Jika kami hitung, rumah makan ini rata-rata menggunakan 2 tabung LPG 3Kg perhari, Sehingga total konsumsi elpiji 3 kg perbulan yang tidak sesuai dengan peruntukannya dari 11 lokasi ini adalah 1.160 tabung,” ujar dia.
Unit Manager Communication and CSR MOR IV, Andar titi lestari menyampaikan kegiatan monitoring elpiji 3kg ini akan dilakukan secara berkala, bekerja sama dengan Desperindag, Hiswana Migas dan Kepolisisan.
“Kami bersinergi agar peruntukan barang bersubsidi dapat tepat sasaran, dan berharap kesadaran para pelaku usaha untuk bangga menggunakan barang non subsidi juga dapat meningkat,” kata dia.