EKBIS.CO, SUVA -- Perusahaan Indonesia, PT Audie Building Industry menandatangani kontrak pembangunan stadion di Kiribati, sebuah negara di Pasifik Selatan. Penandatanganan kontrak dilakukan oleh direktur utama perusahaan tersebut, Ozie Hansery Moechlis dan Wakil Presiden Kiribati, Kourabi Nenem, di Tarawa, ibu kota Kiribati, Rabu (26/9).
Nilai pembangunan stadion tersebut mencapai AUD 11, 475 juta atau setara dengan Rp 123 miliar. Proyek pembangunan stadion ini diperkirakan selesai pada Desember 2019.
Ozie Moechlis mengatakan, proyek ini akan menyerap 60 tenaga kerja Indonesia, dan menggunakan bahan konstruksi yang di produksi langsung oleh PT Audie Building Industry di Cibubur, Jakarta Timur.
Wakil Presiden Kiribati yang juga menjabat Menteri Pemuda, Olah Raga, Sosial dan Peranan Wanita, Kourabi Nenem mengaku sangat gembira dan antusias saat menandatangi perjanjian kontrak pembangunan stadion tersebut.
Ia menyatakan, stadion ini akan menjadi bangunan kebanggaan Kiribati dan diharapkan dapat meningkatkan minat para pemuda setempat untuk bekerja keras dan berprestasi di bidang olah raga. Selain sebagai fasilitas olah raga, stadion ini juga akan dimanfaatkan untuk kegiatan kenegaraan seperti perayaan Hari Kemerdekaan Kiribati.
Stadion Kiribati akan menjadi stadion internasional pertama di kepulauan Pasifik yang lapangan bolanya sesuai dengan standar FIFA. Stadion ini juga akan dilengkapi dengan lintasan atletik.
Duta Besar RI untuk Fiji, Tuvalu, Nauru, dan Kiribati yang berkedudukan di Suva, Benyamin Scott Carnadi menyambut gembira penandatanganan kontrak tersebut. Menurut dia, peristiwa ini sangat bersejarah karena untuk pertama kalinya perusahaan Indonesia dipercaya untuk membangun stadion kebanggaan rakyat Kiribati.
‘’Hal ini adalah realisasi arahan Presiden Joko Widodo dalam sidang kabinet terbatas tanggal 4 Mei 2018 yang menegaskan bahwa Indonesia harus meningkatkan hubungan dengan negara-negara kepulauan di Pasifik,’’ katanya.
Upaya untuk mendapatkan proyek pembangunan tersebut merupakan kerja kolektif antara swasta dan Pemerintah Indonesia yang mendukung penetrasi pasar nontradisional di kawasan Pasifik. Dalam berbagai pertemuan dengan pejabat-pejabat tinggi Kiribati, Duta Besar Benyamin Carnadi selalu mempromosikan perusahaan dan produk-produk Indonesia yang memiliki kualitas dan standar yang tidak kalah dengan produk-produk Australia dan Selandia Baru.
Kiribati merupakan negara kepulauan di Pasifik yang merupakan negara rangkapan KBRI Suva di Fiji. Berpenduduk kurang lebih 100 ribu jiwa, Kiribati mengandalkan produk-produk impor untuk memenuhi kebutuhan warga negaranya. Terdapat banyak produk Indonesia seperti mi instan, perlengkapan mandi dan deterjen yang masuk melalui Fiji dan Australia ke Kiribati.