EKBIS.CO, SOLO -- Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Surakarta menyatakan mulai banyak pengusaha di bidang mebel yang memanfaatkan penguatan dolar AS untuk memperoleh omzet yang lebih besar. Produk mebel Indonesia banyak diekspor ke berbagai negara.
"Untuk kenaikan omzetnya bisa lebih dari 15 persen, karena kan barang kami yang ke sana jadi lebih murah sehingga permintaan meningkat," kata Ketua Himki Surakarta Adi Dharma Santoso di Solo, Jumat (5/10).
Ia mengatakan memang belum semua pengusaha mebel ekspor yang bisa memanfaatkan situasi tersebut mengingat Amerika Serikat belum menjadi pasar terbesar pengusaha mebel dari Soloraya. Menurut dia, sejauh ini Eropa masih menjadi tujuan ekspor terbesar baru kemudian disusul Amerika Serikat.
Ia mengatakan dari total ekspor yang dilakukan, kontribusi pasar Amerika Serikat sekitar 40 persen. "Kalau untuk pengirimannya sendiri bervariasi. Satu perusahaan bisa mengirimkan 2-20 kontainer/bulan khusus ekspor, tergantung dari kapasitas mereka," katanya.
Saat ini permintaan mebel dari pasar Amerika Serikat didominasi oleh mebel luar ruangan. Ia mengatakan sudah menjadi tren tahunan pada periode Agustus-Februari banyak permintaan untuk furnitur luar ruangan.
Sementara itu, dikatakannya, peningkatan omzet tersebut bukan hanya dipengaruhi oleh menguatnya dolar AS tetapi juga dampak dari perang dagang yang terjadi antara AS dengan Cina. Menurut dia, kondisi tersebut berdampak pada konsumen yang akhirnya mengalihkan permintaan ke negara lain termasuk Indonesia.
"Jadi kami kena dampak positif dari perang dagang ini, harapannya ini bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin oleh pelaku usaha mebel di Soloraya," katanya.