Kamis 11 Oct 2018 01:32 WIB

Pemerintah: Jokowi Batalkan Premium Naik karena Rakyat Kecil

Menaikkan harga premium saat ini bukan waktu yang tepat.

Red: Teguh Firmansyah
Petugas mengisi premium ke dalam sepeda motor di salah satu SPBU di Jakarta, Rabu (10/10). Pemerintah memutuskan untuk menunda rencana kenaikan BBM jenis premium sembari menunggu kesiapan dari Pertamina untuk menjalankan kebijakan tersebut.
Foto: Akbar Nugroho Gumay/Antara
Petugas mengisi premium ke dalam sepeda motor di salah satu SPBU di Jakarta, Rabu (10/10). Pemerintah memutuskan untuk menunda rencana kenaikan BBM jenis premium sembari menunggu kesiapan dari Pertamina untuk menjalankan kebijakan tersebut.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Rencana kenaikan bahan bakar bersubdi, premium, dibatalkan oleh Presiden Joko Widodo. Menurut pemerintah, Jokowi membatalkan kenaikan itu karena memikirkan rakyat kecil. 

"Atas perintah dan arahan bapak Presiden, premium batal naik, " kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi,  Rabu (10/10).

Awalnya harga premium disebut akan naik 7 persen menjadi Rp 7.000 per liter dari sebelumnya Rp6.550 per liter.

Baca juga, Kronologi Batalnya Kenaikan Harga Premium.

Presiden kemudian membatalkan rencana itu karena memikirkan nasib para rakyat kecil, antara lain para nelayan, pedagang kecil, petani dan penduduk berpenghasilan rendah lain yang masih menggunakan premium.

Apalagi di tengah ekonomi global yang juga tidak menentu. Menaikkan harga premium saat ini dinilai bukan saat yang tepat.

Kenaikan harga minyak dunia menyebabkan Pertamina menaikkan harga Pertamax per Rabu menjadi Rp10.400 per liter dari sebelumnya Rp9.500, Pertamax Turbo naik menjadi Rp12.250 per liter dari sebelumnya Rp10.700 dan Pertamina Dex naik menjadi Rp11.850 dari sebelumnya Rp10.500.

Harga minyak mentah dunia sudah naik lebih dari dua kali lipat atau 200 persen sejak 2016 berkisar 32 dolar AS per barrel dan saat ini melambung di kisaran 80 dolar AS per barel

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement