EKBIS.CO, PEKANBARU -- PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) I menyatakan akan ada 18 titik layanan Bahan Bakar Minyak (BBM) satu harga pada tahun ini di lima provinsi di Sumatera. Diharapkan program ini akan membantu masyarakat di wilayah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (3T).
"Kami berharap melalui program BBM satu harga, dapat membantu program pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya yang tinggal di wilayah Terdepan, Terluar, Tertinggal (3T)," kata General Manager Pertamina MOR I, Joko Pitoyo, di Pekanbaru, Kamis (18/10).
Joko Pitoyo menjelaskan jumlah titik layanan BBM satu harga tersebut bertambah seiring waktu. Awalnya hanya 10 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), dalam kurun waktu 10 bulan ditambah lagi hingga totalnya 18.
Dikatakan Joko ke delapan titik baru tersebut merupakan bagian dari program BBM satu harga yang menjadi target realisasi tahun 2018. Ke delapan titik yang sudah mendapat izin operasi meliputi dua titik untuk Provinsi Aceh yaitu Kecamatan Rikit Gaib dan Kecamatan Terangun, yang berada di Kabupaten Gayo Lues.
Sedangkan untuk Provinsi Sumatera Barat meliputi dua titik SPBU yaitu di Desa Sikabaluan dan Desa Sioban, yang berada di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Kemudian satu titik lagi terdapat di Provinsi Riau yaitu Kabupaten Pelalawan dan tiga titik SPBU di Provinsi Sumatera Utara yaitu Kecamatan Gido, Kecamatan Bawolato, dan Kecamatan Hibala.
Menurut dia pada tahun 2017, ada 10 titik BBM satu harga sudah terealisasi, tiga di antara lokasi terletak di wilayah Sumatera Utara yakni di Kecamatan Pulau Batu, Kecamatan Siberut Selatan, dan kecamatan Lahomi, satu lokasi terdapat di Kecamatan Sipora Utara, Provinsi Sumatera Barat. Serta enam lokasi di Kepulauan Riau tepatnya di Kecamatan Bunguran Timur, Kecamatan Pulau Tiga, Kecamatan Jemaja, Kecamatan Tambelan, Kecamatan Pulau Laut, dan Kecamatan Serasan.
Ia menambahkan Pertamina MOR I terus berupaya untuk mengejar penyelesaian sisa delapan lokasi BBM satu harga yang direncanakan untuk beroperasi di akhir tahun 2018. Yakni di Kabupaten Aceh Singkil, Kecamatan Lotu, Kecamatan Gida, Kecamatan Bawalato, Kecamatan Pulau-Pulau Batu Timur, Kecamatan Tanah Masa, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, dan Kecamatan Sangir Balai Janggo.
"Seperti diketahui Pertamina menerima tugas dari Pemerintah untuk melaksanakan program BBM satu harga di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal)," tegasnya.
Sebelum adanya program BBM satu harga diketahui harga bahan bakar di wilayah tersebut tidak terkendali mencapai Rp 25 ribu per liter. Joko Pitoyo berharap melalui program BBM satu harga dapat membantu masyarakat yang berada di lokasi 3T untuk menikmati bahan bakar dengan harga yang lebih terjangkau dan sama dengan saudaranya di daerah lain di luar Jawa.
Kebijakan ini diharapkan juga dapat membantu masyarakat dapat mengakselerasi pergerakan ekonomi setempat melalui akses mudah terhadap sumber energi. "Kami mohon dukungan semua pihak, termasuk pemerintah daerah dan stakeholder terkait lainnya didaerah untuk kelancaran pelaksanaan program BBM satu harga sehingga keadilan energi dapat tercipta hingga ke pelosok negeri dengan lebih cepat," pungkasnya.