EKBIS.CO, JAKARTA -- Memasuki kuartal IV-2018, pertumbuhan kredit dinilai masih cukup baik. Bahkan hingga akhir tahun, diperkirakan bisa mencapai Kisaran 12 persen.
"Masuk September kemarin ini banyak pula event yang diselenggarakan. Terutama, terkait produk konsumer seperti mobil dan motor, sehingga ada peningkatan kredit konsumer untuk Kredit Kendaraan Bermotor (KKB)," ujar Ekonom dari Bank Central Asia (BCA) David Sumual kepada Republika.co.id, Jumat, (19/10).
Melihat tiga bulan terakhir ini, ia juga menilai ada peningkatan pada Kredit Modal Kerja (KMK) dan kredit investasi. "Kalau sebelumnya, kredit investasi rendah sekitar sembilan persen, sekarang mulai merangkak naik," ujarnya.
Menurutnya, dari sisi penggunaan di kuartal IV, KMK akan tumbuh sedikit lebih tinggi dibandingkan kredit konsumer. Alasannya, masih banyak proyek pemerintah yang jalan, seperti pembangunan infrastruktur, maka perlu modal kerja.
"Tapi dari sisi swastanya, permintaan kredit mereka melambat. Hal itu karena ada ada kekhawatiran dengan tren permintaan ke depan," kata David.
Lebih lanjut, kata dia, tren suku bunga kredit yang meningkat tidak akan terlalu berpengaruh karena bank melakukan penyesuaian bunga secara perlahan. Bahkan beberapa bank besar swasta, menurutnya, masih ada yang menahan suku bunganya demi persaingan.
"Pertengahan September, bank-bank baru mulai sesuaikan bunganya. Padahal tren naiknya sudah dari sebelumnya, tapi mereka tidak serta merta naikkan," ujar David.
Baginya, pola tersebut memang berbeda dari sebelumnya. Pasalnya, biasanya bunga meningkat seiring tren namun kini lebih ketat karena persaingan.
Sementara itu, Pengamat Perbankan Paul Sutaryono menilai, kredit perbankan akan tertekan sedikit. "Alasannya karena kenaikan suku bunga kredit," katanya saat dihubungi Republika.co.id.
Hanya saja, ia menambahkan, kredit masih bisa tumbuh hingga di atas 10 persen sampai kuartal IV 2018. Menurutnya, pertumbuhan kredit perbankan mencerminkan perekonomian nasional.
Baca juga, BTPN Catat Pertumbuhan Kredit Sebesar Tiga Persen