EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution enggan menitikberatkan persoalan melemahnya investasi pada kuartal III tahun ini hanya karena disebabkan persoalan dalam negeri. Darmin menilai, persoalan investasi tersebut erat kaitannya dengan kondisi global.
Darmin menjelaskan kondisi ekonomi global saat ini sedang tidak baik. Hal ini kemudian mempengaruhi iklim investasi. Melemahnya investasi, kata Darmin tak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di negara lainnya.
"Jangan begitulah, jangan karena apa-apa kebijakan kita, yang terjadi saat ini ekonomi dunia lagi gonjang ganjing, siapa yang mau mikirin investasi kondisi lagi begini," ujar Darmin di Hotel Borobudur, Rabu (31/10).
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengumumkan, realisasi investasi pada kuartal III-2018 mencapai Rp 173,8 triliun. Angka itu turun 1,6 persen dibandingkan realisasi investasi pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 176,6 triliun.
"Namun, realisasi investasi kumulatif Januari hingga September 2018 mencapai Rp 535,4 triliun atau naik 4,3 persen dibanding periode yang sama tahun lalu," kata Pelaksana Tugas Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Farah Ratnadewi Indriani kemarin.
Farah memerinci, realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) pada kuartal III 2018 mencapai Rp 84,7 triliun atau naik 30,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara, untuk penanaman modal asing (PMA) hanya mencapai Rp 89,1 triliun atau turun 20,2 persen.
Berdasarkan lokasi proyek, BKPM mencatat realisasi investasi terbesar berada di Jawa Barat sebesar Rp 29,3 triliun atau 16,8 persen dari keseluruhan investasi kuartal III 2018. Kemudian, diikuti realisasi investasi di DKI Jakarta sebesar Rp 26,2 triliun atau 15,1 persen, Banten sebesar Rp 16,1 triliun atau 9,3 persen, Jawa Tengah sebesar Rp 14,3 triliun atau 8,2 persen, dan Jawa Timur sebesar Rp 11,5 triliun atau 6,6 persen.
Lima besar negara asal PMA adalah Singapura sebesar 1,6 miliar dolar AS atau sebesar 24,2 persen dari total investasi kuartal III 2018, Jepang sebesar 1,4 miliar dolar AS atau 21,2 persen, serta Hong Kong, Malaysia, dan Cina masing-masing sebesar 0,5 miliar dolar AS atau 7,6 persen.