EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemilihan Presiden (Pilpres) kerap menjadi kambing hitam pelemahan ekonomi dan investasi. Namun, Kepala Staff Kepresidenan, Moeldoko menilai menurunnya investasi di kuartal III tahun ini bukan karena hal tersebut.
Moeldoko menjelaskan, kondisi politik yang memang kerap terlihat gonjang-ganjing menjelang pemilihan umum malah menunjukan tingkat partisipasi publik atas politik negara. Moeldoko menilai hal ini merupakan bentuk demokrasi yang baik.
"Enggak lah, dulu Pilkada DKI semua gelisah, tapi saat sudah selesai, semua baik-baik saja. Ini bukti bahwa demokrasi kita kuat," ujarnya pada Rabu (31/10).
Keriuhan yang terjadi jelang pilpres dinilai Moeldoko adalah hal yang biasa. Menurunnya investasi saat ini dinilai Moeldoko lebih banyak dipengaruhi oleh kondisi global ekonomi yang memang sedang tidak baik.
Ia menilai, Indonesia menjadi sasaran di tengah kebijakan Amerika Serikat yang melonggarkan beban pajak dan meningkatkan daya tarik investasi. "Sangat berpengaruh di dunia luar, kemudahan kemudahan di suatu negara bikin capital outflow. Itu hukum awal, kalau menurut mereka kita kurang menjanjikan, negara lain menjanjikan pasti mereka pilih," katanya melanjutkan.
Ia kemudian juga menjelaskan hingga saat ini Presiden Joko Widodo masih memiliki fokus yang penuh atas kebijakan investasi. Hal ini tertuang dalam beberapa regulasi yang dibuat oleh pemerintah.
Di satu sisi, kata Moel, kondisi investasi juga erat kaitannya dengan stabilitas keamanan dan stabilitas ekonomi. Maka, hal yang saat ini dijaga oleh pemerintah adalah kedua stabilitas sektor tersebut.
"Presiden selalu concern dengan investasi. Berbagai upaya sudah dilakukan pemerintah untuk bisa menjaga investasi. Di daerah juga, semua regulasi dijaga. Lalu kami juga menjaga rasa aman, menjaga stabilitas politik, keamanan, kita kerja keras untuk itu," katanya.