EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, impor jagung diperlukan untuk membantu peternakan kecil dan menengah. Dia menyebut, saat ini terjadi kenaikan harga jagung yang merupakan bahan pakan ternak. Usulan impor tersebut, kata Darmin, berasal dari Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
"Jagung itu harganya kan naik, padahal itu diperlukan, dan Menteri Pertanian mengusulkan ada impor," kata Darmin di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta pada Jumat (2/11) lalu.
Darmin menjelaskan, kebutuhan impor jagung terutama untuk menurunkan biaya pakan ternak. Dia mengatakan, jagung adalah bahan pakan ternak yang dibutuhkan peternak ayam petelur.
"Kalau pedaging itu umumnya makanannya hasil industri. Kalau petelur itu bikin sendiri biasanya," ujar Darmin.
Darmin meminta Perum Bulog untuk bisa segera menjalankan tugas importasi tersebut. Berdasarkan hasil Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas), Pemerintah memberikan izin impor jagung sebesar 50-100 ribu ton.
Terkait dengan negara asal impornya, Darmin menyebut hal itu menjadi wewenang Bulog. Darmin menegaskan, harapan pemerintah impor tersebut bisa dilakukan dengan cepat.
"Tidak diatur (negara asal impor). Biar Bulog saja yang mencari," kata Darmin.
Sebelumnya, Pemerintah memutuskan untuk melakukan impor jagung sebanyak 50 hingga 100 ribu ton sampai akhir tahun ini. Keputusan impor tersebut guna menekan harga jual jagung di pasar.
"Skemanya Bulog yang impor," kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta pada Jumat (2/11).
Keputusan impor tersebut diambil dalam Rakortas yang dipimpin Menko Perekonomian Darmin Nasution. Rakortas tersebut turut dihadiri oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso. Meski begitu, ketiganya enggan berkomentar terkait kebijakan impor jagung.
Ketika ditanya lebih detail, Oke masih enggan memerinci terkait kebijakan tersebut. Dia hanya menegaskan, impor jagung dilakukan guna membantu kebutuhan pakan ternak dari peternak kecil. "Ada alokasi untuk peternak kecil," kata Oke.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita mengonfirmasi, Rakortas telah memberikan rekomendasi impor jagung sebesar 50 hingga 100 ribu ton. Importasi tersebut akan dilakukan secepatnya hingga batas akhir tahun.
"(Impor) sekarang ini, secepatnya. Semakin cepat, semakin baik," kata Ketut.
Ketut menjelaskan, kebijakan tersebut guna menurunkan harga jual jagung yang digunakan sebagai bahan pakan ternak. Dia mengatakan, saat ini harga jual jagung di pasar telah melampaui harga jual acuan empat ribu per kilogram sesuai Permendag nomor 58 tahun 2018.
"Jagung kan sekarang mahal. Jadi, supaya biar terjangkau," kata Ketut.