EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Pertanian melalui Badan Ketahanan Pangan bersinergi dengan Pemerintah Daerah mengembangKan Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) dengan pembangunan fisik lumbung pangan masyarakat. Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi mengatakan, selain mengembangkan lumbung, Kementan juga melakukan penguatan kapasitas kelembagaan lumbung pangan disertai pemberdayaan masyarakat.
“Melalui pemberdayaan, diharapkan dapat dikembangkan lumbung secara mandiri dan berkelanjutan, sehingga dapat berperan optimal dalam penyediaan pangan,” kata Agung dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id.
Menurutnya keberadaan LPM berperan efektif dalam mendekatkan akses pangan anggotanya. Ketika panen raya, lumbung difungsikan sebagai tempat penyimpanan untuk menjaga stabitas pasokan, di mana saat pasokan berlebih cenderung menurunkan harga gabah.
“Dengan praktek penyimpanan, dapat dilakukan pengelolaan stok pangan dan penundaan penjualan, sampai harga jual yang diterima petani menjadi lebih baik,” ujar Agung.
Ia menambahkan, saat paceklik petani dapat memanfaatkan stok yang ada di lumbung untuk diakses oleh anggota kelompok untuk menjaga ketahanan pangan.
Agung menambahkan, hingga 2016, BKP telah memfasilitasi pembangunan lumbung pangan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pertanian sebanyak 3.818 unit. Untuk 2019, akan dialokasikan pembangunan fisik lumbung sebanyak 160 unit lumbung baru.
Ia menuturkan, Kementan telah memfasilitasi pengisian cadangan pangan melalui dana APBN sebanyak 3.296 kelompok, yang berhasil masuk tahap kemandirian sebanyak 1.662 kelompok. Pada depan, jumlah tersebut akan bertambah sebanyak 443 unit lumbung dengan fasilitasi berupa bantuan pemerintah untuk pengisian stok lumbung pangan masyarakat.
Salah satu kelompok lumbung pangan yang berhasil mengembangkan cadangan pangan kelompok adalah PM Pusaka Mukti di Desa Imbanagara Kabupaten Ciamis. Menurut Ketua Kelompok, Mukti Maman, pada awal 2014, anggota kelompok pohon pangan hanya 30 orang mayoritas adalah petani, kini terus bertambah dan pada Maret 2018 mencapai 120 orang.
Menurut Maman, jumlah ini terus bertambah, sehingga semakin banyak warga yang bisa merasakan manfaat lumbung pangan misal pada masa paceklik.
“Lumbung ini kan dibuat untuk kemanfaatan bersama. Jadi kami berupaya agar sebanyak mungkin warga desa bisa mendapat manfaat. Misal untuk memenuhi kebutuhan pangan saat paceklik," kata Maman.
Sebagai kelanjutan program pengembangan LPM, selain mendapat bantuan pembangunan fisik lumbung, pada 2015 kelompok ini mendapat bantuan dana untuk pengisian cadangan pangan sebesar Rp20 juta. Dana tersebut dimanfaatkan untuk membeli stok cadangan pangan sebesar empat ton gabah.
Selain menjalankan rutinitas pengelolaan cadangan pangan, Maman mengungkapkan bahwa kelompoknya juga melakukan aktivitas simpan pinjam bagi anggota.
Simpanan ini dipergunakan untuk membantu hal-hal yang bersifat sosial bagi anggota. Anggota dapat meminjam sampai 1 kwintal gabah dengan penambahan pengembalian sukarela.
"Rata-rata penambahan pengembalian setiap 1 kwintal ada 5 Kg gabah" ungkap Maman. Jadi menurut nya penambahan ini secara tidak langsung akan mengakumulasi peningkatan jumlah ketersediaan stok pangan di kelompok.