EKBIS.CO, QINGDAO -- Guru Besar Fakultas Perikanan dan Kelautan, Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Rokhmin Dahuri menjadi keynote speaker dalam agenda workshop internasional perubahan iklim dan Perikanan (International Workshop on Climate Change and Fisheries). Workshop tersebut diselenggarakan oleh Chinese Academy of Fishery Sciences dan Environmental Defense Fund (EDF) di Hotel Grand Mercure, Qingdao, China, Selasa (6/11).
Dalam paparannya bertajuk Minimizing Global Climate Impacts on Coastal Ecosystem and Communities: Lessons learned from Indonesia, pakar kelautan asal Cirebon, Jawa Barat itu menyampaikan poin-poin penting meminimalisir dampak perubahan iklim bagi ekosistem laut dan terumbu karang sebagaimana yang terjadi di Indonesia sebagai negara yang memiliki sumberdaya kelautan potensial di dunia.
"Laut menyerap CO2dari atmosfer dalam jumlah yang sangat besar sekitar 245,6 juta ton per tahun atau seperempat CO2yang dihasilkan pembakaran bahan bakar fosil, kemudian disimpan di laut," katanya melalui rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (6/11).
Rokhmin mengatakan, Indonesia adalah negara yang memiliki kerentanan tinggi akibat pemanasan global. "Butuh langkah-langkah mitigasi dan adaptasi perubahan iklim untuk menyelamatkan ekosistem terumbu karang dan ekosistem laut di Indonesia dengan terumbu karang mencapai 75.000 kilometer serta 6,7 juta hektare kawasan konservasi laut berkontribusi menyerap 43,6% karbon dioksida (CO2) dunia. Di beberapa bagian laut, CO2yang tersimpan hingga berabad-abad berperan sangat besar mengurangi pemanasan global," ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Rokhmin Dahuri yang juga mantan Menteri Kelautan dan Perikanan itu mengajak dunia untuk meminimalisir dampak kerusakan lingkungan dan ekosistem kelautan akibat dari perubahan iklim yang memimbulkan pemanasan global.
Sebagai informasi, Rokhmin Dahuri hadir dalam workshop internasional sebagai ahli Bidang Kelautan dan Perikanan. Workshop tersebut dihadiri oleh 200 ilmuan, ahli, dan pelaku industri sektor kelautan dan perikanan dari 24 negara. Mdereka antara lain, Prof Jin Xianshi (Yellow Sea Fisheries Research Institute); Prof Jorge Molinos (Hokaido University, Jepang); Prof Zhou Shije (CSIRO, Australia); dan Prof Jing Zhao (Ocean University of China).
Selain itu, Dr Jake Krirzer (EDF, USA); Dr Garren Givens (Independent Consultant, Amerika Serikat); Dr Rong Bing (Environment, Kanada); Dr John Mimikakis (Singapura); Dr Ray Sollychin (Austria); dan Prof Brian Helmuth (Northeastern University, Amerika Serikat).