EKBIS.CO, KATINGAN -- Program Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga dari pemerintah sudah merambah sampai daerah Desa Baun Bango, Kecamatan Kamipang, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah. Sebelumnya warga harus menempuh jarak 10 kilometer untuk sampai ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)
"Sebelum ada (SPBU Kompak) ini, ya kami harus menempuh jarak sekitar 10 kilometer buat beli bensin ke SPBU. Akhirnya saya pilih eceran saja, harganya Rp 10 ribu se-liter," ujar Darwis (55 tahun), salah satu warga Katingan, Selasa (13/11).
Ia mengaku, dengan penghasilan paling banyak Rp 50 ribu per hari sebagai nelayan, ia merasa berat membeli BBM. Bersyukur, dengan adanya SPBU satu harga ini menurutnya dapat meringankan masyarakat.
Peresmian SPBU Kamipang dilakukan oleh Staf Khusus Menteri ESDM Hadi M Djuraid bersama Marketing Branch Manager Kalbarteng PT Pertamina (Persero) Teuku Johan Miftah Bupati Katingan Sakariyas. Peresmian disaksikan jajaran TNI dan Polri, serta tokoh masyarakat Kabupaten Katingan dan warga sekitar.
"Melalui program BBM Satu Harga, Pemerintah bersama Pertamina berkomitmen khususnya agar daerah-daerah 3T (terluar, terdepan dan tertinggal) tidak semakin tertinggal, dapat menikmati BBM dengan harga yang sama dengan di kota," ujar Staf Khusus Menteri ESDM, Hadi M Djuraid.
Ia mengungkapkan hingga tahun 2019 ini akan ada 160 titik BBM Satu Harga. "Hadirnya BBM Satu Harga ini juga akan turut mendorong target dan program Pemerintah Daerah, menyerap tenaga kerja, meningkatkan ekonomi masyarakat. Multiplier effect-nya sangat banyak," ungkap Hadi.
Hadi berpesan kepada Pemerintah daerah dan seluruh warga masyarakat untuk bersama-sama mengawal program ini. "Mari kita jaga, pelihara, amankan bersama, sehingga tujuan tercapai dan tidak dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk mengambil keuntungan," kata Hadi.
Sementara itu, Marketing Branch Manager Kalbarteng PT Pertamina (Persero) Teuku Johan Miftah menuturkan bahwa SPBU Kompak ini merupakan titik ke-116 BBM Satu Harga yang dibangun Pertamina, menyusur daerah 3T. BBM disuplai dari TBBM Sampit yang berjarak tempuh 160 kilometer.
Menurut Johan, ada isu penting terkait kontinuitas stok BBM untuk menjamin terlayaninya kebutuhan masyarakat. "Mohon bantuan Bupati dan masyarakat sekitar untuk turut mengawasi agar tidak diperjualbelikan kembali, sehingga dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk pertumbuhan ekonomi daerah," pungkas Johan.