EKBIS.CO, JAKARTA -- Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Fajar Harry Sampurno memastikan kapasitas produksi baja dari PT Krakatau Steel (Persero) Tbk cukup. Saat ini Krakatau Steel resmi akan memasok baja untuk pembangunan infrastruktur negara dan swasta.
"Kapasitasnya cukup dan saat ini ada barang-barang yang belum diproduksi (akan diselesaikan) Krakatau Steel," kata Fajar di Kementerian BUMN, Jumat (23/11).
Fajar menjelaskan kerja sama Krakatau Steel dengan enam BUMN bidang infrastruktur juga ditetapkan ketenuan kapasitasnya dan jenis bajanya. Ketentuan tersebut sama seperti baja yang dipasok Krakatau Steel untuk proyek Tol Layang Jakarta-Cikampek II.
Hari ini (3/11), Krakatau Steel resmi menandatangani Head of Agreement (HoA) dengan enam Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang infrastruktur. Keenam BUMN infrastruktur tersebut yaitu PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Hutama Karya (Persero), PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT PP (Persero) Tbk, dan PT Nindya Karya (Persero).
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim saat ini industri baja sudah sangat berkembang namun juga mengalami tantangan tersendiri. "Belakangan ini industri baja sedang mengalami satu cobaan yang cukup besar dampaknya pada industri baja nasional," jelas Silmy.
Untuk itu, dia melihat dengan bekerja sama dengan enam BUMN infrastruktur tersebut dapat menjadi peluang untuk mengembalikan kemajuan industri baja nasional. Terlebih, menurut Silmy saat ini terdapat kemudahan aturan impor baja yang mengutamakan proses induction furnish.
"Sekitar 30 persen penghasil baja long product itu adalah dari induction furnish. Kalau dibiarkan maka yang paling dirugikan adalah konsumen," jelas Silmy.
Untuk itu, Silmy menegaskan dengan adamya kerja sama tersebut maka para BUMN karya tersebut ingin meningkatkan kualitas bangunan yang dihasilkan. "BUMN karya tidak mau kompromi dengan kualitas sehingga menggunakan produk-produk Krakatau Steel dan di Indonesia Krakatau Steel menjadi acuan harga baja nasional," jelas Silmy.
Meskipun begitu, Silmy mengakui kualitas baja yang bagus akan berpengaruh terhadap harganya yang lebih mahal. Dia memastikan harga baja Krakatau Steel akan lebih kompetitif namun dengan tidak menurunkan harga seperti produksi baja induction furnish.
Meski belum bisa mengungkapkan berapa harga kompetitif tersebut, Silmy mengakui harga baja sangat fluktuatif. "Dulu citranya baja Krakatau Steel khususnya untuk yang tulangan itu besi beton mahal, tentu kita di sini akan memberikan harga yang kompetitif tapi dengan kualitas yang tetap baik," ungkap Silmy.
Untuk produksi tahap awal yang akan dipasok kepada enam BUMN karya tersebut, Silmy mengatakan setiap kebutuhan memiliki satu tim tersendiri. Tim tersebut beberapa diantaranya terdiri dari GM pemasaran proyek dan penjualan. Selain itu nantinya bisa saja terdapat BUMN karya yang ditunjuk untuk mewakili dalam proses pengadaan di setiap proyek.