EKBIS.CO, BANDUNG -- Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Suwandi mengakui banyak komoditas yang membalikkan keadaan dari impor menjadi ekspor. Komoditas itu, diantaranya durian, pisang, jeruk, salak, dan rambutan.
Dalam pemaparannya di evaluasi kinerja pembangunan hortikultura, Suwandi menyebut durian menjadi salah satu komoditas buah-buahan yang mampu mengembalikan keadaan. Menurut data Kementan, eskpor durian hingga September 2018 mengalami surplus hingga 733 ton dibanding periode tahun sebelumnya.
"Menarik seperti membalikkan telapak tangan, pada 2017 kita impor lebih banyak daripada ekspor untuk durian. Pada 2018 kita sudah menekan impor dan mendorong ekspor akhirnya diperoleh surplus," kata Suwandi di Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Kamis (29/11).
Suwandi menuturkan, hal ini menjadi bukti durian tidak hanya diminati dari dalam negeri, tapi juga diminati di luar negeri juga. "Ini sudah surplus dan permintaannya tinggi. Kita sudah dorong ekspor, kita punya banyak varietas durian dan musim panen. November sampai Maret itu kita akan panen," ujar Suwandi.
Beberapa varian yang menjadi andalan Kementan diantaranya adalah durian pelangi dari Papua, durian merah dari Banyuwangi, durian petruk dari Kalimantan Barat, durian bawor dari Banyumas, dan durian madu racun dari Solo. Ini menunjukkan, dari satu komoditas saja bisa ada banyak varietas yang laku diekspor.
"Yang menarik durian madu racun besarnya satu galon, enam-delapan kilogram. Satu pohon bisa mencapai 800 buah, padahal rata-rata durian 80-100 buah," ujarnya.
Dia menyebut rasa durian madu racun seperti rasa manis dan pahit menjadi satu. Menurutnya, rasa itu menjadi salah satu daya tarik durian madu racun bagi penggemar durian.