EKBIS.CO, JAKARTA -- Selama dua tahun terakhir, Mandiri Capital Indonesia telah membantu 10 startup dengan total dana yang telah digelontorkan sebanyak Rp 350 miliar. Tahun depan, perseroan akan menambah jumlah startup enam hingga delapan perusahaan.
Hal tersebut disampaikan Direktur Finance Mandiri Capital Indonesia Hira Laksamana dalam acara GoStartup Indonesia (GSI) di Ballroom Hotel ShangriLa Jakarta, Senin (3/12). Tahun depan pun telah disiapkan alokasi dana bagi startup. "Sama, kita ada planning beberapa sekitar enam sampai delapan startup baru nanti kita investasi," kata dia.
Startup baru yang akan disuntik oleh Mandiri Capital tersebut bergerak di sektor financial technology (fintech) karena berupaya membangun ekosistem untuk fintech atau fintech enabler. Tapi ia pun akan mencoba mengarahkan investasi ke startup non-fintech.
Alokasi yang disiapkan Mandiri Capital untuk venture fund berada di angka 50 juta dolar AS untuk tahun depan. "Di tahun ini juga sudah dapat, di samping nanti ada capital injection dari Mandiri, sekarang ada Rp 550 miliar jadi mungkin tahun depan kita akan dapat another capital injection dari Mandiri sekitar di kisaran Rp 500 miliar," lanjut Hira.
Untuk diketahui, startup yang telah menerima investasi dari Mandiri adalah Amarta, Investree dan Coinworks yang bergerak di investasi p2p lending. Selain itu Mandiri Capital juga sudah melakukan investasi di sistem pembayaran misalnya Mandiri Cash, program transaksi nasional, dan payment gateway.
Wakil Kepala Bekraf Ricky Joseph Pesik menjelaskan, peran ekonomi kreatif di Indonesia saat ini semakin besar. Hal tersebut ditandai dengan kontribusinya yang semakin meningkat terhadap perkeonomian nasional. Kontribusi ekonomi kreatif pada 2016 terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sekitar 7,4 persen.
"Ini menunukkan bahwa sektor ekonomi kreatif memang semakin besar dan semkin bisa jadi andalan di masa depan," katanya.
Peran startup juga luar biasa besar untuk turut membantu perekonomian bangsa. Sebab, startup merupakan suatu upaya usaha berbasis ide-ide inovasi baru dalam pemecahan suatu masalah. Namun, startup bukan berarti tidak memiliki kendala. Ricky menambahkan, persoalan klasik yang sering dihadapi adalah akses permodalan.
"Hal ini mengingat bisnis startup bukan bisnis yang membutuhkan modal kecil," ujarnya.
Untuk itu GSI berupaya membentuk sistem permodalan yang lebih sportif sekaligus berupaya mempercepat pertumbuhan ekosistem ekonomi yang kondusif bagi startup. "GSI diharapkan dapat menjadi jawaban dan solusi membantu startup menghadapi masalahnya," ujarnya.
Direktur Teknologi dan Operasional Bank Mandiri Rico Usthavia Frans mengatakan, melalui GSI, investor dan korporat bisa dipertemukan. Ia pun berharap startup baik fintech maupun non-fintech bisa terus berkontribusi dalam ekonomi yang inklusif di Indonesia seiring dengan berkembangnya ekosistem tersebut.