EKBIS.CO, PADANG -- PT PLN (persero) memastikan pembangunan tol listrik berupa jaringan transmisi listrik dari Sumatra Bagian Selatan ke Sumatra Bagian Utara rampung akhir 2018 ini. Tol listrik yang dibangun ini berwujud Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 275 kV, menghubungkan Lahat di Sumatra Selatan, menyambung ke Muara Enim, Lubuk Linggau, Muaro Bungo, Payakumbuh, hingga Sarulla-Galang di Sumatra Utara. Artinya, jalur transmisi listrik ini melalui 4 provinsi yakni Sumatra Selatan, Jambi, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara.
"Ini kami bangun untuk salurkan energi murah di Sumatra bagian Selatan yang sedang melimpah batu bara dan harganya lebih murah dari PLTA," jelas Direktur Bisnis Regional Sumatra Wiluyo Kusdwiharto di sela Premium Costumer Gathering, Rabu (5/12).
Wiluyo menyebutkan, pembangunan 'tol listrik' ini memang bertujuan untuk menyalurkan surplus daya listrik di Sumatra bagian selatan ke utara. Hal ini menyusul harga batu bara yang cukup rendah dan membuat pembangkitan yang bersumber batu bara lebih murah dibanding bentuk pembangkitan lain, termasuk dari energi baru terbarukan (EBT). Belum lagi, konsumsi listrik di Sumatra bagian utara lebih tinggi dibanding bagian selatan. Sebagai informasi, Sumatra Selatan merupakan daerah penghasil batu bara.
Catatan PLN beban puncak listrik di Sumatra bagian selatan hanya 1.878 MW, dengan daya mampu pembangkitannya mencapai 2.177 MW. Sementara di Sumatra bagian utara, beban puncaknya mencapai 1.495 MW dan daya mampunya 1.232 MW.
"Sehingga kami bangun transmisi ini agar masyarakat bisa rasakan energi murah dari Sumsel ke Sumut. Jadi cita-cita kami bukan menaikkan tarif listrik, namun turunkan tarif listrik," katanya.
Sejumlah pembangkit kapasitas besar memang berada di bagian Sumatra bagian selatan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Banjarsari kapasitas 2 x 110 MW, PLTU Banjarsari 2 x 110 MW, PLTU Simpang Belimbing 2 x 110 MW, dan PLTU Sumsel 8 kapasitas 1.200 MW yang sedang dibangun.