Selasa 11 Dec 2018 21:01 WIB

BI Targetkan 250 Unit Usaha Pesantren pada 2019

Unit usaha pesantren bisa memberikan sumbangsih ekonomi signifikan.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Gita Amanda
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) bersama Kepala Departemen Ekonomi & Keuangan Syariah BI M. Anwar Bashori (kiri) dan Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo (kanan) menyampaikan penjelasannya pada acara konperensi pers Indonesia Shari’a Economic Festival ke 5 (ISEF)  dengan tema “The First Integrated Platform of Islamic Economy for Global Competitiveness” di Surabaya, Selasa (11/12).
Foto: darmawan / republika
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) bersama Kepala Departemen Ekonomi & Keuangan Syariah BI M. Anwar Bashori (kiri) dan Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo (kanan) menyampaikan penjelasannya pada acara konperensi pers Indonesia Shari’a Economic Festival ke 5 (ISEF) dengan tema “The First Integrated Platform of Islamic Economy for Global Competitiveness” di Surabaya, Selasa (11/12).

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Bank Indonesia menargetkan pembentukan 250 unit usaha di pesantren pada 2019. Hingga saat ini, total 134 unit usaha telah dibangun dan dirintis berkat kerja sama antara sejumlah pesantren dengan Bank Indonesia.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan target riil atas pengembangan pesantren BI adalah menciptakan unit-unit usaha yang bisa membawa kemandirian. Segala aspek terkait termasuk pendampingan bisnis, bantuan alat, hingga pelatihan pencatatan keuangan juga difasilitasi BI.

"Unit usaha pesantren bisa memberikan sumbangsih ekonomi signifikan, omzetnya bervariasi, bahkan bisa mencapai triliunan per tahun," kata Perry dalam konferensi pers Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2018, di Grand City, Surabaya, Jawa Timur, Senin (11/12).

Sebelum puncak acara ISEF, BI telah menyelenggarakan tiga festival ekonomi syariah awalan di Lampung, Semarang, dan Balikpapan. Pelaksanaan kegiatan ini termasuk untuk memajukan potensi usaha mikro syariah. Di antaranya ada kegiatan bussiness matching.

Ketua Departemen Ekonomi Syariah BI, Anwar Bashori mengatakan bussiness matching adalah upaya mengintegrasi bisnis syariah satu dengan lain. Sehingga muncul kolaborasi yang bisa menjadi mata rantai terbentuknya halal value chain.

"Bussiness matching di satu wilayah pelaksanaan festival ekonomi syariah nilai transaksinya bernilai Rp 1,7 triliun, dan ISEF 2018 ini sudah Rp 5,1 triliun," kata Anwar.

Bank Indonesia berharap bisa mencapai target Rp 7 triliun untuk transaksi bisnis selama ISEF 2018. Selain membentuk unit-unit usaha baru, pagelaran kali ini juga fokus pada mempertemukan bisnis yang sudah ada untuk saling silaturahim.

Baik antara bisnis satu dengan lainnya, maupun dengan lembaga keuangan syariah diantaranya perbankan. Sebagai salah satu solusi untuk pembiayaan bisnis. ISEF 2018 memiliki beragam kegiatan mulai dari seminar, forum, pelatihan, diskusi fokus, temu bicara, juga expo.

Expo diisi oleh 115 booth usaha, lembaga keuangan dan perekonomian. Selain itu ada 19 workshop, 10 showcasing,  dan delapan seminar internasional. Diharapkan ISEF menjadi ekosistem isi lengkap yang bisa dimanfaatkan untuk saling berkolaborasi.

Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo menyampaikan unit-unit bisnis pesantren yang sudah ada sangat bervariasi bidangnya. Mulai dari bisnis air minum, pengolahan limbah, energi biogas, pertanian terintegrasi, konveksi, keperluan sandang, makanan, hingga salon kecantikan.

"Memang awalnya unit usaha pesantren ini untuk mandiri, untuk menyediakan kebutuhan di pesantren sendiri, tapi akhirnya bisa menjadi bisnis yang lebih meluas di masyarakat sekitar, bahkan ada yang bisa ekspor," katanya.

Untuk saat ini, BI memiliki lima fokus unit usaha yang akan dikembangkan melalui kerja sama dengan pihak pesantren. Di antaranya, makanan, fesyen, pariwisata, energi, dan pertanian terintegrasi. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement